20 Titik Rawan Banjir di Kab. Cirebon, Kementerian PURP Desak Pembuatan Kolam Retensi

Cirebontrust.com – Kabupaten Cirebon memiliki 20 titik genangan air yang berpotensi banjir. Beberapa genangan air ini diantaranya adalah di Kecamatan Gebang dan Kecamatan Waled.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah melakukan kajian atas 20 genangan air yang berpotensi banjir tersebut pada 2014 lalu.

Hal tersebut diungkapkan oleh R. Nuzullina Ilmiaty, dari Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR, usai melakukan rapat koordinasi dengan Bupati H Sunjaya Purwadisastra beberapa hari yang lalu.

Saat itu Kementerian PUPR menetapkan jika Kecamatan Gebang diharuskan ada pembangunan kolam retensi, atau kolam penampungan air sementara untuk mengantisipasi banjir. Biayanya saat itu bahkan telah dianggarkan untuk kepentingan pembangunan kolam retensi tersebut.

Namun, lanjut R. Nuzullina Ilmiaty, anggaran akhirnya dikembalikan ke pemerintah pusat karena Pemerintah Kabupaten Cirebon saat itu tidak mampu membebaskan lahan untuk pembangunan kolam retensi.

“Saat itu, Kementerian PUPR memang datang dan melakukan kajian. Hasilnya, 20 genangan air dinyatakan rawan banjir. Kita sudah gelontorkan anggaran tapi kan butuh pembebasan lahan untuk membangun kolam retensi,” katanya.

Menurutnya, pemerintah pusat hanya mengalokasikan anggaran untuk kolam retensi, sementara untuk pembebasan lahan seharusnya Pemkab Cirebon juga ikut bertindak.

“Akhirnya saat itu anggaran dikembalikan ke pemerintah pusat karena tidak terserap sepeser pun, jadi pembangunan kolam retensi untuk antisipasi banjir gagal,” katanya.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung (BBWSCC), Mochamad Majid, menuturkan bahwa pihaknya mengalokasikan Rp5 miliar untuk pengerukan Sungai Ciberes di 2017 ini. Lelang secara elektronik untuk pengerukan tersebut sudah dilakukan, diperkirakan pada Februari mendatang sudah ada pengumuman pemenang lelang.

Majid menambahkan, permukaan tanah di sekitar Sungai Ciberes memiliki sifat cepat erosi, jika terkena hujan yang terus menerus datang. Hal ini berakibat kepada sedimentasi tanah di aliran sungai tersebut.

BACA JUGA:  Garam Impor Gempur Garam Lokal Petani di Cirebon

“Makanya, kenapa Sungai Ciberes cepat sekali meluap beberapa hari yang lalu,” ujarnya.

Selain itu, langkah yang akan diambil adalah dibangunnya Bendungan Cipanundan di Kecamatan Karangwareng. Keberadan bendungan ini akan turut meminimalisasi banjir di wilayah timur Cirebon. Namun, klasifikasi bendungan yang besar membuat bendungan ini harus mendapatkan sertifikasi terlebih dahulu dari kementerian terkait.

“Kita sudah melakukan detail engineering desain untuk bendungan ini. Kemudian kita pun butuh pemetaan sosial, izin lingkungan serta sertifikasi. Setelah itu baru bisa dibangun,” ungkapnya.

Pihak BBWSCC pun segera mengembangkan aplikasi sistem peringatan dini. Dengan sistem ini, maka peringatan bencana seperti banjir akan langsung diinformasikan secara cepat kepada masyarakat dan Pemkab Cirebon. (Iskandar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *