Warga Desa Tukdana Terima Kompensasi Tanam Tumbuh dari Pertamina

INDRAMAYU (CT) – Tim Seismik 3D Akasia Besar kembali melaksanakan pembayaran kompensasi tanam tumbuh kepada masyarakat. Pembayaran kompensasi tersebut berlangsung di Balai Desa/ Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu. Sebanyak 344 amplop diserahkan kepada masyarakat yang berhak atas kompensasi tanam tumbuh dari Pertamina EP tersebut.

“Pembayaran kompensasi Survei Seismik 3D Akasia Besar ini merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan kepada masyarakat yang diberikan secara tunai, setelah kegiatan selesai. Kami mengikuti peraturan daerah menghitung nilai kompensasi,” kata Pimpinan Proyek Seismik 3D Akasia Besar, Erwan Cahya Dewa  didampingi Salahudin Achmad, Chief Humas, kepada awak media.

Menurutnya, dari 47 desa yang telah menerima pembayaran kompensasinya,  9 desa diantaranya berada di Kabupaten Indramayu yakni, Desa Loyang, Amis, Jatimulya di Kecamatan Cikedung. Lalu, Desa Bodas, Rancajawat, Lajer, dan Tukdana Kecamatan Tukdana.

Serta Desa Cibeber dan Bondan pada Kecamatan Sukagumiwang. Sementara itu, 25 desa lainnya berada di Kabupaten Majalengka, dan 13 desa di Kabupaten Cirebon. Besaran nilai kompensasi yang diterima oleh warga masyarakat bervariasi, tergantung dari panjang meter lintasan seismik dan jumlah titik bor sesmik yang ada di lahan masing-masing.

Masih dikatakan Erwan, dampak kegiatan seismik terhadap lahan pertanian masyarakat sangat kecil. “Sawah dan kebun yang kami adakan survei sesmik pada lima hingga 20 tahun lalu, sampai sekarang masih tetap produktif. Bahkan di Lahat Sumatera Selatan, tanaman kopi dan karet mengalami peningkatan produksi setelah kegiatan sesmik. Hal itu dibuktikan oleh sebuah penelitian independen yang dilaksanakan oleh tim peneliti Universitas Sriwijaya beberapa tahun lalu, ” kata dia.

Adanya pendapat yang mengatakan bahwa getaran seismik berdampak hingga sejauh 2 kilo meter, mesti diluruskan. Sebab, masih jauh lebih kuat dampak getaran kereta api di relnya ketimbang getaran seismik. Dan dibandingkan dengan getaran yang ditimbulkan oleh truk fuso di jalan raya, getaran sesmik masih jauh lebih kecil.

BACA JUGA:  Debat Kuwu Jadi Agenda Terakhir Menjelang Pemilihan Kuwu

“Sudah lama masalah getaran sesmik ini diteliti oleh tim independen dari Unsri. Tidak berbahaya. Jadi, getaran sesmik itu tidak mungkin sampai sejauh 2 kilometer. Mungkin yang mereka maksud adalah rambatan gelombang yang muncul dari getaran sesmik. Kalau itu yang dimaksud, ya itu benar. Tapi gelombang sesmik itu sama sekali tidak berbahaya terhadap kesuburan tanah. Mirip gelombang radio, tapi di dalam tanah. Apakah gelombang siaran radio bisa membahayakan bumi kita ?” tukasnya.

Pemkab pada kesempatan terpisah, Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah  mengharapkan kepada jajaran pemerintahan dari Camat, Kuwuh, RW, hingga RT turut membantu kelancaran kegiatan Survei Seismik 3D Akasia Besar di wilayah masing-masing.

“Saya meminta kepada seluruh jajaran pemerintahan dari mulai camat, kepala desa, hingga ketua RW dan ketua RT yang wilayahnya dilalui kegiatan survei seismik untuk dapat membantu serta menjelaskan sosialisasi yang sudah dipaparkan oleh pihak Pertamina kepada masyarakat terkait dengan kegiatan  tersebut,” katanya, usai rapat dengan DPRD Kabupaten Indramayu.

Bupati mengatakan, pelaksanaan survei seismik 3D Akasia Besar yang sedang dikerjakan di wilayah kabupaten Indramayu oleh Pertamina harus dapat berjalan dengan baik dengan memperhatikan hak-hak masyarakat terutama kegiatan pasca berlangsung seismik tersebut. ” Pemerintah kabupaten Indramayu mendukung kegiatan survei seismik 3D akasia Besar. Namun harus tetap mengedepankan hak-hak masyarakat,” jelas Anna.

Anna meminta, kegiatan tersebut dapat dilaksanakan dan berlangsung dengan baik dan tetap memperhatikan hak-hak masyarakat saat dan sesudah program itu dilakukan di lokasi. Pertamina juga sudah sepatutnya memberikan klaim ganti rugi atas kegiatan seismik yang dilakukan sesuai dengan aturan yang ada. (Kir Raharjo)

Komentar