Tradisi Bubur Sura, Sebuah Warisan dan Pengingat Peristiwa Besar Islam

Citrust.id – Cirebon merupakan daerah yang tidak hanya kaya dengan sejarah, melainkan tradisi yang kuat. Salah satu tradisi yang identik dengan Tahun Baru Islam atau Muharam adalah bubur sura.

Tradisi tersebut hingga kini masih dilestarikan oleh keluarga Keraton Kanoman Cirebon hingga saat ini.

Patih Keraton Kanoman Cirebon, Pangeran Raja Muhammad Qadiran mengatakan, tradisi bubur sura merupakan salah satu warisan Sunan Gunung Jati Cirebon.

“Peringatan Asyura ini memiliki keutamaan belajar bersedekah. Tidak hanya uang, melainkan hasil bumi, buah-buahan atau hasil bumi lainnya untuk dijadikan bubur sura,” ujarnya, Kamis (19/8) sore.

Bubur sura yang dibuat, kata Patih Qadiran, merupakan hasil swadaya masyarakat, berupa beras, kelapa parud, daun salam, sereh, klungsu, pisang saba, tales, uwi dan garam. Semua bahan tersebut kemudian dioleh oleh abdi dalem.

Adapun lauk pauk penyerta bubur sura sendiri terdiri dari 18 macam. Mulai dari sambal goreng, dendeng daging sapi suwir hingga daun kemangi.

“Bubur sura dan lauk pauknya disajikan dalam takir atau wadah yang terbuat dari daun pisang klutuk berbentuk perahu sebagai pengingat Bahtera Nabi Nuh,” ujar Qadiran.

Ritual bubur suro, kata Patih Qadiran, diawali dengan prosesi memasak para abdi dalem yang disebut Panca Pitu. Kemudian dilanjut dengan ritual pengajian yang dilakukan di Bangsal Jinem Keraton Kanoman.

Menurut Patih Qadiran, Muharam salah satu bulan penuh kemuliaan dan tradisi bagi umat muslim. Tahun baru Islam juga masuk tahun baru Saka Aboge Keraton, banyak peristiwa sejarah Islam dalam hitungan weton dan primbon.

Juru Bicara Keratom Kanoman Cirebon, Ratu Raja Arimbi Nurtina mengaku, akan melestarikan tradisi ini. “Sebagai penerus, kami harus meneruskan dan melestarikan tradisi ini,” katanya.

BACA JUGA:  Gandeng PMI, KFC Indonesia Salurkan Bantuan untuk Palestina

Perlu diketahui, ritual bubur sura ini dilakukan setiap 10 Sura atau Muharam. Ini tidak lepas dari berbagai peristiwa besar Islam, seperti taubatnya Nabi Adam AS kepada Allah, berlabuhnya kapal Nabi Nuh AS, dan selamatnya Nabi Ibrahin AS dari api hukuman Raja Namruj.

Selain itu, ada peristiwa Nabi Yusuf AS dibebaskan dari penjara, Nabi Ayyub disembuhkan dari penyakit, Nabi Musa dan umatnya diselamatkan dari kejaran Fir’aun, termasuk terbunuhnya Sayyidina Husein bin Ali. (Aming)

Komentar