Telkomsel Optimalkan Tambahan Frekuensi 2,3 GHz

Citrust.id – Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI telah menentukan Telkomsel sebagai salah satu peserta lolos Seleksi Pengguna Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz pada Rentang 2360–2390 MHz untuk Keperluan Penyelenggaraan Jaringan Bergerak Seluler. Telkomsel memilih alokasi blok C Pita Frekuensi Radio, yaitu pada rentang 2380 – 2390 MHz.

Telkomsel akan melanjutkan roadmap pengembangan teknologi telekomunikasi terbaru yang nantinya akan diterapkan di Indonesia, seperti 5G. Investasi yang dilakukan Telkomsel dalam memperoleh tambahan spektrum frekuensi itu menunjukkan keseriusan korporasi untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan masyarakat menikmati layanan broadband berteknologi terkini.

Direktur Utama Telkomsel, Setyanto Hantoro, mengatakan, langkah korporasi melalui investasi pita frekuensi itu dilakukan dengan telah mempertimbangan berbagai aspek, seperti strategi pengembangan investasi dan bisnis yang matang dengan dukungan finansial kuat.

“Kami berharap, pencapaian ini juga akan mendukung penguatan ekosistem digital di Indonesia, termasuk industri kreatif digital, e-commerce, dan mendorong transformasi digital segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM),” ujar Setyanto.

Untuk tahap awal, Telkomsel akan melanjutkan pembangunan BTS 4G LTE dengan memaksimalkan frekuensi 2,3 GHz yang tersedia, terutama di wilayah yang memiliki trafik penggunaan layanan broadband yang cukup tinggi.

Tambahan spektrum frekuensi 2,3 GHz sebesar 10 MHz akan segera dapat mulai digunakan setelah dilakukan proses refarming dan keluarnya Izin Pita Frekuensi Radio (IPFR) dari Kemkominfo RI pada awal tahun 2021 agar alokasi pita yang dimiliki menjadi contiguous dan dapat dioptimalkan untuk penyelenggaraan jaringan broadband.

Telkomsel juga berkomitmen untuk memenuhi kewajiban yang ditetapkan oleh Kemkominfo RI kepada para peserta lolos seleksi alokasi tambahan frekuensi 2,3 GHz. Kewajiban tersebut meliputi penyelenggaraan showcase jaringan 5G, pembangunan infrastruktur 4G/5G di lokasi prioritas seperti destinasi wisata super prioritas (Labuan Bajo, Mandalika, Likupang, Danau Toba, dan Borobudur). Selain itu, pembangunan infrastruktur 4G/5G di sekurang-kurangnya di 25 persen kota/kabupaten wilayah Indonesia yang telah tersambung dengan fiber optic dengan memaksimalkan alokasi pita frekuensi radio yang diperoleh dalam proses seleksi tersebut.

Setyanto menambahkan, Telkomsel memahami, saat ini ketersediaan spektrum frekuensi di Indonesia masih sangat terbatas. Sementara, perbandingan antara pertumbuhan jumlah pengguna layanan broadband dengan alokasi spektrum frekuensi yang dimiliki Telkomsel harus terus sejalan perkembangannya.

“Dengan pertimbangan tersebutndan untuk mengakomodasi pertumbuhan dengan perkembangan populasi dalam ekosistem gaya hidup digital yang sangat besar di Indonesia, nilai tambahan spektrum ini menjadi sangat tinggi dan signifikan dalam memperkuat tiga pilar digital Telkomsel untuk terus menjadi penyedia Digital Connectivity, Digital Platform, dan Digital Services terpercaya di Indonesia,” tutur Setyanto. (Haris)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *