Cirebontrust.com – Akibat hujan deras di awal tahun 2017 yang mengguyur sehari penuh pada Minggu (01/02) kemarin, mengakibatkan sedikitnya 7 wilayah kecamatan di Kabupaten Cirebon bagian timur terendam banjir, ribuan hektare sawah dan rumah tampak menyerupai lautan.
Dampaknya, aktivitas warga lumpuh, giat perekonomian pun terganggu. Ribuan warga dipaksa mengungsi, lantaran tempat tinggal mereka terendam banjir.
Tujuh kecamatan tersebut, yakni Kecamatan Pabedilan, Waled, Gebang, Karangwareng, Pabuaran, Astanajapura dan Ciledug. Daerah itu terendam, akibat luapan Sungai Ciberes, Sungai Tersana dan Singaraja.
Bahkan, di Kecamatan Gebang yang merendam tujuh desa hingga malam ini, Senin (02/01) kondisinya masih memperihatinkan. Air banjir setinggi 1 meter masih belum surut, merendam ribuan rumah warga.
Sementara, di Kecamatan Waled yang merendam 4 desa, kondisinya tidak beda jauh dengan Kecamatan Gebang. Meski air banjir sudah surut, warga masih dibuat pusing dengan lumpur bekas banjir yang menutupi lingkungan dan rumah-rumah warga.
Bukan hanya itu, banjir setinggi 1,5 meter yang sempat merendam pemukiman daerah tersebut pada malam hari kemarin, mengakibatkan barang-barang dan perabotan rumah kotor, sehingga mereka belum bisa melakukan aktivitas keseharian seperti biasanya.
”Selain karena hujan lebat, ini semua faktor utamanya, diakibatkan oleh pembangunan yang tidak memakai kaidah lingkungan yang baik,” ujar Dedy Madjmoe, Aktivis Lingkungan.
Sementara, Pokja Peduli Sungai Ciberes, Aan Setiawan mengungkapkan, banjir bandang yang terjadi diakibatkan oleh luapan dari Sungai Ciberes yang memang kondisinya sudah dangkal.
Hal itu dipicu akibat penanganan persoalan sampah yang tidak optimal, sehingga sampah berserakan kemana-mana, dan salah satunya menjadi penyebab pendangkalan sungai.
“Biang dari banjir bandang di wilayah Waled yang setiap tahun ini, akibat tersumbatnya Sungai Ciberes yang menjadi tempat pembuangan sampah. Pemkab harus menormalisasi Sungai Ciberes,” tandasnya. (Riky Sonia)
Komentar