Potensi ada Penyalahgunaan Anggaran, Asuransi Nelayan Masih Belum Ideal

CIREBON (CT) – Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) menilai asuransi untuk nelayan yang dicanangkan Kementerian Kelautan dan Perikanan masih belum ideal. Pasalnya, anggaran dari iuran yang dibayarkan nelayan tidak spesifik penggunaannya untuk kepentingan nelayan, Jum’at (20/05).

“Harusnya, tanpa administratif nelayan dipastikan mendapatkan asuransi,” ujar Martin, Aktivis KNTI, saat ditemui di Jakarta.

Namun, lanjut Martin, dengan adanya asuransi, kondisi nelayan saat ini sudah ada perbaikan daripada sebelumnya. Kemudian, definisi nelayan pun harus diperjelas lagi, yakni membackup nelayan pinggiran.

“Untuk asuransi nelayan sudah cukup membantu lah. Tinggal implementasinya saja,” tandasnya.

Sementara, Sarjum, Ketua Nelayan Kanci Kulon mengatakan, dirinya sepakat dengan pernyataan KNTI, khususnya tentang memperjelas definisi nelayan. Pasalnya, organisasi yang dipimpinnya mayoritas adalah nelayan pinggiran.

“Ini yang sering salah kaprah. Nelayan pinggiran yang mencari rebon dan kerang-kerangan yang tidak punya kapal disebut bukan nelayan. Padahal, mereka juga ya nelayan, karena mereka mencari nafkah di laut,” katanya.

Sarjum meminta kepada KKP, untuk menjelaskan definisi atau kategori pekerjaan yang termasuk nelayan, agar masyarakat umum tidak salah dalam mendefinisikan nelayan.

“Nelayan itu bukan yang punya perahu saja. Tapi, kami juga yang mencari hasil laut di pinggiran atau pantai juga nelayan,” tutupnya. (Riky Sonia)

BACA JUGA:  Pesantren Sunan Ampel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *