INDRAMAYU (CT) – Gerakan orang tua mengantar anak ke sekolah sesuai dengan surat edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) nomor 4 tahun 2016, tentang Hari Pertama Sekolah, nampaknya tidak berjalan efektif di beberapa sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Indramayu, Senin (18/07).
Dalam surat edaran tersebut, kepala daerah juga diminta untuk memberikan dukungan dengan bentuk dispensasi bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) dapat memulai kerja setelah mengantar anak ke sekolah. Sementara, guru sendiri berkewajiban agar tetap berada di sekolah untuk menyambut murid baru dan wali murid yang datang ke sekolah.
Seperti di SMAN 1 Terisi, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu, yang tampak sepi tanpa kehadiran wali murid sejak pagi tadi hingga jelang siang, para murid tersebut datang tanpa pengawalan dari orang tua murid.
Salah satu siswa baru di SMAN 1 Terisi, Mahdi, diakuinya tidak membawa orang tuanya ke sekolah akibat ada kesibukan dari kedua orang tuanya, sehingga berhalangan hadir di sekolah untuk mendampingi dirinya.
“Orang tua sibuk, bapak ke sawah, ibu juga dagang, ya kalau gak bisa hadir juga gak apa-apa, saya sudah gede ini,” ungkapnya, Senin (18/07).
Selain itu, kepala sekolah SMAN 1 Terisi, H. Rastani, S.Pd, mengungkapkan jika surat edaran dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut tidak efektif untuk dilaksanakan dalam jenjang pendidikan tingkat SMA. Menurutnya, kebanyakan anak muridnya sendiri yang tidak menginginkan orang tuanya datang ke sekolah.
“Saya datang dari pukul 06.30 WIB, sudah menunggu dan menyambut di depan gerbang sekolah, tapi tampaknya sepi saja, hanya sedikit wali murid yang mau datang ke sekolah,” tuturnya.
Dikatakannya, setelah dirinya menanyakan hal tersebut kepada beberapa murid-murid barunya, mengapa orang tuanya tidak dapat hadir di sekolah, jawaban mereka hampir sama, yaitu merasa malu jika orang tuanya datang.
“Malu katanya, sudah SMA masih saja diantar,” pungkasnya. (Didi)