Citrust.id – Sumiyati (46), warga Kecamatan Kramatmulya, Kabupaten Kuningan, sangat mensyukuri keberadaan Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang dikelola Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Sumiyati merupakan peserta JKN-KIS segmen Pekerja Penerima Upah (PPU). Ia merupakan seorang Pegawai Negeri Sipil yang bertugas di wilayah Kabupaten Kuningan sebagai seorang Pengajar. Sumiyati berbagi cerita tentang pengalamannya menggunakan JKN-KIS.
“Ibu saya penderita gagal ginjal. Awalnya ibu mual-mual dan dikira maag. Dikarenakan sudah tidak kuat, akhirnya ibu dirawat di Rumah Sakit. Kata dokter, ibu kena gagal ginjal. Ia dan keluarga kaget karena waktu itu harus cuci darah setiap minggu sebelum akhirnya kata dokter ibu harus CAPD,” jelas Sumiyati, Jumat (27/9).
Continous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) merupakan salah satu teknik terapi alternatif terhadap pasien gagal ginjal. Teknik itu dilakukan dengan cara memasukkan cairan dialisis ke dalam rongga perut melalui selang kateter yang sudah ditanam dalam rongga perut untuk menyaring dan membersihkan darah. Secara teknis seperti mesin HD, namun CAPD menggunakan kantong dan cairan khusus untuk penyaringan darah.
“Tak ada keluhan kalau ibu CAPD, tapi memang kalau mau memasukan cairan harus steril tempatnya. Ibu kan mengajar, jadi kalau CAPD, ia tidak usah sering-sering ke rumah sakit. Alhamdulillah, dari HD sampai CAPD semuanya ditanggung BPJS Kesehatan, ibu jadi khawatir. Meskipun ada benda di dalam tubuhnya, tapi ibu tidak risih. Ia lebih nyaman CAPD,” ungkap Sumiyati.
Diakuinya, tak jarang ia sering kali lupa mengganti cairan dialisis sesuai jadwal sehingga anggota tubuhnya seperti kaki bengkak. Ia menyampaikan pesannya kepada pengguna CAPD lainnya agar dapat lebih tertib mengganti cairan sesuai jadwal.
“Suami ibu juga mengajar di sekolah yang sama. Jadi suka mengingatkan kalau harus ganti cairan. Intinya jangan lupa ganti cairan sesuai jadwal” ujar Sumiyati.
Sumiyati berpesan kepada penderita gagal ginjal lainnya agar tetap terus semangat menjalani hidup. Ia juga menyampaikan harapannya agar Program JKN-KIS ini terus berlangsung dikarenakan sangat membantu peserta-peserta yang membutuhkan pelayanan, khususnya untuk peserta yang menderita penyakit Katastropik seperti yang ia alami.
Ia menyampaikan pesan kepada peserta lainnya agar dapat membayar iuran JKN-KIS secara rutin tepat waktu setiap bulannya. Iuran yang dibayarkan membantu peserta lain yang membutuhkan.
“Ada JKN-KIS, ibu jadi tidak khawatir. Intinya tidak usah banyak pikiran, tidak boleh putus asa dan harus tetap semangat,” ujar Sumiyati.