Citrust.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majalengka usulkan KH Abdul Chalim, salah seorang pendiri Nahdlatul Ulama (NU) asal Kecamatan Leuwimunding, menjadi pahlawan nasional.
Bupati Majalengka, Karna Sobahi, mengatakan, saat ini Kabupaten Majalengka baru memiliki seorang tokoh yang menjadi pahlawan nasional, yaitu KH Abdul Halim. Ia merupakan pendiri Persatuan Umat Islam (PUI) yang berada di Ponpes Santi Asromo, Desa Pasir Ayu Kecamatan Sindang. Ia telah terbukti dan teruji berdasarkan hasil kajian layak menyandang sebagai pahlawan nasional.
Pemkab Majalengka, melalui Dinas Sosial, telah membentuk Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah/TP2GD. Saat ini, TP2GD tengah melakukan proses penelitan dan pengkajian terhadap KH Abdul Chalim sebagai calon pahlawan nasional.
“Dengan pemikiran, pergerakan dan perjuangannya, KH Abdul Chalim sudah pantas untuk menjadi pahlawan nasional,” ujar Karna Sobahi.
Sementara itu, Wakil Ketua MPR Republik Indonesia, H. Yandri Susanto, mengatakan, Kiai Chalim sangat dekat dengan KH Hasyim Asy’ari dan KH Abdul Wahab Hasbullah, pendiri NU.
Ia merupakan orang kepercayaan kedua ulama NU terkemuka tersebut. Sejarah lain pun mencatat, Kiai Chalim memiliki peran dalam berdirinya Komite Hijaz dan NU.
Pada periode pertama kepengurusan PBNU, Kiai Abdul Chalim dipercaya sebagai Katib Tsani (Sekteratis Dua). Kiai Chalim menjalankan amanatnya itu bersama KH Abdul Wahab Hasbullah, yang menjadi Katib Awal (Sekretaris Pertama). Sedangkan Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari saat itu menjadi Rais Akbar.
Prof. Dr. KH Asep Saefudin Chalim, MA, putra KH Abdul Chalim, dalam paparannya menjelaskan, KH Abdul Chalim kurang dikenal dalam ingatan kolektif masyarakat.
“Padahal, ia punya peran penting atas terselenggaranya Komite Hijaz pada 31 Januari 1926, yang kemudian melahirkan NU, ormas Islam terbesar di Indonesia,”ungkapnya.
KH Abdul Chalim lahir di Kecamatan Leuwimunding, Majalengka, Jawa Barat, pada 1898 tanpa catatan tanggal kelahiran. Karena lahir di Leuwimunding, ia kemudian lebih dengan nama KH Abdul Chalim Leuwimunding.
Ayahnya, Kedung Wangsagama, seorang kepala desa. Ibunya bernama Nyai Satimah. KH Abdul Chalim pernah menikah dengan empat perempuan dan memiliki 21 putra-putri,
KH Abdul Chalim wafat pada 11 April 1972 M. Makamnya di Kompleks Pesantren Sabilul Chalim, Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka. (Abduh)
Komentar