Muncul Kasus Anthrax di Blitar, Peternak Cirebon Was-was

CIREBON (CT) – Munculnya kembali kasus anthrax pada awal Desember yang menjangkiti sapi ternak di daerah Blitar Jawa Timur, membuat sejumlah peternak di Kabupaten Cirebon was-was. Terlebih hasil uji laboratorium balai besar veteriner Daerah Istimewa Yogyakarta, yang diambil dari sampel darah bangkai sapi. Hasil sampel menunjukkan bahwa positif adanya serangan bakteri Bacillus Anthracis atau anthrax.

Terlebih dalam beberapa pekan terakhir sudah ada dua ekor sapi yang mati akibat terserang penyakit, akibatnya peternak mulai mengkhawatirkan penyakit anthrax menyerang sapi-sapinya. Apalagi sapi-sapi yang ada di Cirebon hampir 80 persen didatangkan dari daerah Jawa Timur.

“Kalau dibilang khawatir ya khawatir, apalagi kami belanjanya di Jawa Timur juga,” kata Ketua Kelompok Ternak Sapi Pawedusan di Desa Kubang, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Jahari, Kamis (18/12) siang.

Satu sapi yang mati, kata dia, awalnya enggan diberi makan. Kemudian pertumbuhan tubuhnya pun terganggu dengan bobot yang kian menyusut sebelum akhirnya mati. Obat yang diberikan untuk penyembuhan pun tidak membantu. Sedangkan satu sapi lainnya mati mendadak setelah dikirim dari daerah Jawa.

“Diberi obat tetap saja, terus mati. Kalau yang satu lagi, sebelumnya makannya biasa-biasa saja. Tapi besoknya mati. Kata dokter, dari surat berita kematiannya, hatinya ada radang terus ditambah stres selama perjalanan,” kata dia.

Selain sapi impor asal Australia, kebutuhan daging sapi Kabupaten Cirebon memang dipenuhi dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Produksi sapi potong asal Kabupaten Cirebon, kata Jahari, tidak mencukupi. Menurutnya sapi potong yang dihasilkan dari peternak di Desa Kubang masih terpaku kepada hari raya Idul Adha (hari raya kurban) dan untuk kebutuhan hajatan di masyarakat.

BACA JUGA:  Bacabup PDI Perjuangan Disinyalir Mulai Mengerucut

“Ya kalau sapi dari sini cuma satu persen, untuk mencukupi kebutuhan di Kabupaten Cirebon,” kata dia.

Jahari mendatangkan sapi-sapinya dari berbagai tempat di Jawa Tengah dan Jawa Timur, mulai dari Brojonegoro hingga Semarang. Sekali pengiriman mencapai 12 ekor sapi dengan rata-rata bobot 2-3 kwintal/ekor.

“Sekarang kami sudah pesan enam truk dari Jawa, yang dateng baru empat. Satu truk 12 ekor. Tapi ini kami belanja dari pasar-pasar yang direkomendasikan dinas, diluar itu saya tidak berani beli,” ujar dia. (CT-115)

Komentar