INDRAMAYU (CT) – Nasib malang menimpa Sintia (6), bocah asal Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu. Sintia meninggal dunia setelah tiga hari menjalani perawatan intensif di ruang anak RSUD Indramayu karena terserang DBD.
Keluarga korban tak bisa menahan tangis saat Sintia dinyatakan sudah tidak bernyawa. “Sintia meninggal akibat trombosit darah yang terus menurun, yang menyebabkan daya tahan tubuhnya turut menurun secara drastis,” kata Direktur RSUD Indramayu, dr. Deden Bonni Koeswara, Rabu (13/01).
Deden menuturkan, pihaknya sudah berupaya semaksimal mungkin untuk menolong nyawa korban, namun upayanya tersebut tidak membuahkan hasil.
Kematian Sintia menambah daftar angka kematian pasien DBD di RSUD Indramayu, hingga saat ini sedikitnya 11 orang meninggal di RSUD Indramayu.
Sementara itu, berdasarkan Dinas Kesehatan Indramayu sepanjang November hingga Desember 2015, tercatat ada enam belas orang yang meninggal akibat penyakit tersebut.
“Pada bulan November, tujuh orang meninggal dunia sedangkan pada bulan Desember ada sembilan orang warga yang meninggal dunia,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi.
Dedi menjelaskan, selain menyebabkan korban meninggal, penyakit DBD juga menyerang puluhan warga. Sepanjang November hingga Desember 2015 lalu, warga yang terserang DBD tercatat 135 orang. Jumlah ini mengalami tren kenaikan dibandingkan dua bulan sebelumnya yakni bulan September dan Oktober. Pada bulan September sebanyak 33 orang terjangkit DBD dan dua orang di antaranya meninggal dunia, sedangkan pada bulan Oktober sebanyak 18 penderita DBD dengan angka kematian nol.
“Meski demikian, status ancaman DBD masih belum masuk kategori kejadian luar biasa (KLB). Penetapan KLB, kalau kenaikannya naik seratus persen setiap bulannya, terutama dalam kurun waktu tiga bulan terakhir,” ucapnya. (Dwi Ayu)
Komentar