Kisah Wayang Arjuna Sigeger yang Terbuat dari Kulit Manusia

  • Bagikan

Citrust.id – Wayang Kulit merupakan satu dari ragam seni budaya yang tumbuh di wilayah Cirebon. Bahkan eksistensinya masih terjaga sejak masa Sunan Gunung Jati hingga saat ini.

Keraton di Cirebon memiliki peran penting dalam pelestarian seni wayang kulit, termasuk Keraton Kacirebonan yang memiliki dua kotak yang berisi ratusan wayang.

“Didalam kotak, ada ratusan jenis dan karakter wayang. Kotak pertama ada 150 karakter yang tersimpan di kotak jimat. Sedangkan di kotak anggon tersimpan 175 karakter wayang. Ratusan wayang tersebut diperkirakan memiliki usia lebih dari 400 tahun,” ujar Kepala Unit Cagar Budaya Keraton Kacirebonan Cirebon, Elang Iyan Arifudin pada beberapa waktu lalu, di halaman Keraton Kacirebonan.

Sekian banyak karakter wayang, terdapat satu wayang yang dianggap paling istimewa. Wayang tersebut diberi nama Arjuna Sigeger. Sosok karakternya tak berbeda dengan arjuna pada kisah pewayangan lainnya, hanya saja yang membuatnya istimewa adalah sebagian bahan kulitnya adalah kulit manusia.

Elang Iyan menjelaskan, berdasarkan catatan naskah pulasaren, kulit manusia yang terdapat pada Wayang Arjuna Sigeger itu adalah kulit seorang abdi dalem Keraton Kacirebonan. Abdi dalem tersebut, menghibahkan kulitnya untuk dijadikan bahan pembuatan wayang.

“Nama abdi dalemnya tidak disebutkan. Hanya yang pasti dalam naskah, abdi dalem tersebut memiliki semacam janji atau nazar agar saat meninggal, kulitnya dihibahkan untuk dibuat wayang kulit,” kata Elang Iyan.

Pembuatan wayang kulit Arjuna Sigeger, lanjut Elang Iyan, dibuat oleh Ki Kaca sekitar tahun 1400-an. Beliau adalah putra Sunan Kalijaga. Karena kisahnya sangat mendalam, pihak Keraton Kacirebonan memperlakukan Wayang Kulit Arjuna Sigeger sangat istimewa.

“Hibah kulit dari seorang abdi dalem juga dinilai sebagai penghormatan kepada Sunan Gunung Jati dan Sultan Kacirebonan pertama Sultan Amirul Mukminin Khaerudin,” jelasnya.

BACA JUGA:  Telkomsel bersama Pemprov Jabar Hadirkan Solusi Kemudahan Pembelajaran Jarak Jauh

Di sisi lain, kisah Wayang Arjuna Sigeger juga memiliki versi lain, yang menyatakan wayang kulit tersebut bukan dibuat dengan kulit manusia. Melainkan sebagai simbol. Karena pada masa wafatnya sultan, situasi di tengah masyarakat tidak kondusif atau geger yang memiliki makna ramai.

“Versi kedua menyebutkan, nama Arjuna Sigeger tercipta setelah peristiwa wafatnya Sultan Keraton Kacirebonan pertama tahun 1814,” katanya.

Sultan Kacirebonan pertama mulai bertahta pada tahun 1808. Sedangkan usia pementasan Wayang Kulit Arjuna Sigeger hanya enam tahun atau sampai sekitar tahun 1814.

“Sejak saat itu, sang istri sultan yakni Ratu Raja Lasminingpuri menetapkan wayang Arjuna Sigeger tidak lagi dipagelarkan. Sehingga saat ini, keraton hanya merawatnya dengan ritual pengisisan. Kemudian dimasukkan kembali ke kotak,” ujarnya. (Aming)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *