Jumlah Penderita HIV/AIDS di Kuningan Meningkat Tajam

  • Bagikan

Citrust.id – Temuan mengejutkan zona kritis penularan virus HIV/AIDS diungkap Sri Laelasari, anggota DPRD Kuningan dari Fraksi Gerindra. Dalam penelitiannya, selama 2 bulan terakhir diprediksi pengidap virus ini telah meningkat tajam di Timur Kuningan.

“Selama ini, informasi pelayanan terhadap pengidap HIV telah berjalan baik sesuai perda. Namun yang disayangkan fenomena ini seperti gunung es, tidak nampak dipermukaan, tetapi masive penularannya,” ujar Sri di gedung DPRD, Selasa (8/10).

Kini penularan tak terbatas pada pengguna narkotika, dan LBGT, virus itu juga mulai merambah kalangan ibu rumah tangga. Ada kemungkinan ditularkan pasangannya yang kerap “jajan” di luar.

“Saya harap pihak terkait sering-seringlah melakukan test VCT. Saat ini, banyak penderita HIV yang tidak terdeteksi. Mereka tidak mengetahui dirinya terpapar virus. Padahal jika terdeteksi dini, mereka akan aktif dan semangat dalam pengobatan sekaligus peduli pencegahan,” jelasnya.

Sri kembali mengingatkan, semua pemangku kepentingan harus segera berperan, baik dari tingkatan bawah sampai atas. Sri pun berencana mengaktifkan kembali Rampak Polah, sebuah wadah yang pernah eksis pada 2014. Komunitas itu berisi kumpulan relawan yang ergerak dalam bidang sosial dan kepedulian terhadap HIV AIDS.

Sri juga akan menghimpun data riil jumlah pengidap HIV yang harus diperhatikan dan dilayani selama proses pengobatan. Mayoritas mereka tumbuh dari kalangan menengah ke bawah. Disebutkannya, Klinik Edelwiess Kuningan saat ini telah melayani lebih dari seratus pengidap HIV dan tidak seluruhnya dijamin BPJS Kesehatan. Hal itu sangat memberatkan ODHA. Pemerintah pin wajib membantu.

“Saya prihatin karena data yang ada saat ini sangat tidak representatif. Pemerintah harus memfasilitasi ODHA dari segi pengobatan dan pelayanan supaya mereka bisa hidup normal, kemudian edukasi mencegah penularan. Kembalikan semangat hidup mereka dengan berbagai pelatihan untuk menyambung kehidupan sehari-hari,” jelasnya.

BACA JUGA:  UKM PIKMA Gelar Seminar tentang HIV/AIDS

Menurut Sri, hal yang perlu diperhatikan dari bantuan itu terutama baginpengidap kalangan bawah. Buat mereka fokus beraktivitas dalam mata pencaharian dari pelatihan yang diberikan. Mereka bisa melupakan trauma penyakitnya dan hidup dengan normal. Sejatinya kebutuhan pengobatan telah dijamin pemerintah. (Ipay)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *