Citrust.id – Jumlah pengusaha (entrepeneur) di Indonesia masih sedikit dibandingkan negara maju. Entrepeneur di sejumlah negara maju rata-rata mencapai 12 persen dari total jumlah penduduknya. Sementara, jumlah entrepeneur di Indonesia hanya tiga persen dari 265 juta penduduk.
Demikian dikemukakan Koordinator Nasional Jokowi Entrepeneur (Joker), Roberto Rulli Andrea, pada seminar entrepeneur, Minggu (31/3/2019), di Noralona Coffee, Cirebon.
Dikatakan Rulli, untuk mendorong jumlah entrepreneur di Indonesia, Joker, sebagai komunitas entrepreneur anak muda, menggelar roadshow seminar entrepreneur di sejumlah kota di Indonesia. Ada lima kota yang dijadikan lokasi seminar, yakni Makassar, Pekanbaru, Cirebon, Jakarta, dan Bandung.
Di Cirebon, seminar tersebut bertajuk Membangun Usaha di Era Digital. Sebagai pembicara, yakni Owner Noralona A. Rizal Rifai, Pengurus BPC HIPMI Kabupaten Cirebon sekaligus Founder Cirebon Bribin Maman Abdurrahman serta entrepreneur muda Sinta Ridwan.
Rulli memaparkan, pemerintahan Joko Widodo berkomitmen meningkatkan entrepreneur hingga tujuh persen dari jumlah penduduk. Angka tersebut sangat mungkin tercapai jika mengacu pada sumber daya manusia yang sedang mendapatkan bonus demografi. Sebanyak 60 persen masyarakat kita adalah usia produktif. Jumlah tersebut akan terus bertambah,” jelasnya.
Selain kekuatan SDM dan bonus demografi, lanjut Rulli, pemerintah juga menyiapkan ekosistem yang memungkinkan munculnya entrepreneur di kalangan anak muda. Mereka akan didorong untuk menjadi entrepreneur dengan fokus pada dunia kreatif dan digital. Melalui ekosistem satelit Palapa Ring, bisnis kreatif dan digital akan semakin cepat.
“Kita memiliki sejumlah platform bisnis digital dan e-commerce, seperti Bukalapak, Tokopedia, Traveloka dan Gojek. Platform ini didirikan anak muda Indonesia dan telah menggerakkan ekonomi kreatif secara massif. Ribuan UMKM pun telah bergabung,” ujarnya.
Melalui kondisi tersebut, Joker mendorong terus agar pemerintah mempercepat capaian entrepreneur hingga tujuh persen dalam lima tahun mendatang.
“Kami optimisi bisa tercapai. Apalagi pemerintahan Jokowi mendatang akan fokus SDM setelah infrastruktur sukses pada periode kedua,” tegas Rulli.
Oleh karena itu, imbuhnya, pemerintah harus terus membenahi sektor perijinan usaha, membenahi tumpang tindih proses perijinan di pusat dan daerah, membenahi sektor energi (ketersediaan listrik), membuka pasar baru di international market serta SDM yang akrab dengan internet of things.
“Bonus demografi harus difasilitasi oleh pemerintah agar lebih produktif lagi. Pilar utamanya adalah memperbanyak jumlah entrepreneur. Kami akan keliling berbagai kota, menjalin sinergi dengan anak muda agar terjun ke dunia entrepreneur. Mari bergandengan tangan, berkolaborasi memperkuat komunitas entrepreneur,” pungkasnya. /haris