Harga Jagung Anjlok, Peternak Ayam Justru Gembira

  • Bagikan

MAJALENGKA (CT) – Harga jagung pipilan kering di wilayah Majalengka anjlok secara tiba-tiba dari Rp 6.700 menjadi Rp 3.200 per kg. Opik (46) petani jagung di Desa Cengal Kecamatan Majalengka mengeluhkan anjloknya harga jagung tersebut.

“Harga segitu petani rugi, minimal harga Rp. 5.000 per kg kita bisa balik modal, tolong kepada pemerintah perhatikan nasib petani jangan seenaknya menurunkan harga, padahal panen lagi bagus,” ungkapnya.

Namun, turunnya harga jagung pipilan disambut gembira para peternak ayam karena hal itu sangat mempengaruhi terhadap penurunan harga telur dan daging ayam.

H. Eman Suherman peternak ayam petelur mengatakan turunnya harga jagung pipilan ini sangat berpengaruh besar pada penurunan harga telur ayam di kandangnya. Karena kebutuhan jagung untuk pakan ayam setiap harinya cukup banyak hampir seimbang dengan pemberian dedak dan sentrat.

“Ketika harga jagung mahal penjualan telur tidak bisa murah, karena ternak ayam lebih banyak menggunakan pakan jagung dibanding pakan lainnya sebagai campuran pakan. “ ungkap Eman yang sudah puluhan tahun menjadi pengusaha telur ayam, Minggu (06/03).

Dia mengatakan setiap harinya kebutuhan jagung untuk pakan ayamnya mencapai 1 ton lebih, makanya ketika harga jagung cukup mahal dirinya tidak bisa menjual telur dibawah harga Rp 18.000 per kg.

“Bagi peternak ayam petelur mahalnya harga DOC tidak begitu banyak mempengaruhi usaha, demikian juga dengan harga sentrat yang kini mencapai 7.800/kg, namun ketika harga jagung mahal itu sangat berdampak besar karena pakan mengandalkan jagung. Terlebih usia ayam bisa mencapai 2 tahun berbeda dengan ayam pedaging,” ungkap Eman.

Rudi salah seorang peternak ayam pedaging juga menyambut baik turunnya harga jagung, namun pengusaha ayam pedagang kini merugi karena pembelian DOC yang mahal mencapai Rp 7.700 per ekor. Sementara kini harga daging ayam di pasaran hanya mencapai Rp 28.000 per kg sementara dari tingkat peternak ayam harga dibawah Rp 18.000 per kg. Karena harga Rp 18.000 per kg itu di tingkat pemotong.

BACA JUGA:  100 Wartawan Indonesia Ikut Pelatihan Vokasi Kewirausahaan

“Harga dari peternak bisa mencapai Rp 16.000 per kg, makanya ketika harga daging tiba-tiba anjlok hampir seluruh peternak rugi. Karena ketika membeli DOC harga mahal, pakan juga mahal tiba-tiba harga daging di pasaran anjlok makanya pantas banyak peternak ayam yang usahanya masih kecil pada bangkrut,” ungkap Rudi.  (Abduh)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *