Citrust.id – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali disosialisasikan kepada masyarakat, kali ini menyasar warga Desa Sintong, Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir, Riau. Sosialisasi yang digelar di GOR MTs Sintong pada Sabtu (3/8/2025) tersebut merupakan inisiatif Komisi IX DPR RI bekerja sama dengan Badan Gizi Nasional (BGN).
Kegiatan yang dimulai pukul 13.00 WIB ini dihadiri ratusan peserta dari berbagai kalangan. Hadir dalam acara tersebut Anggota Komisi IX DPR RI Maharani, Tenaga Ahli DPR Robial Azimi, Analis Kebijakan Ahli Madya Direktorat Penyaluran Wilayah III BGN Kolonel Infantri Erin Andriyanto, serta Ahli Gizi dari Puskesmas Sedinginan, Titin Sundari. Sementara itu, Tenaga Ahli Direktorat Promosi dan Edukasi Gizi BGN Anyelir Puspa Kemala hadir secara daring.
Dalam sambutannya, Maharani menegaskan bahwa MBG merupakan program prioritas Presiden Prabowo Subianto yang bertujuan meningkatkan kualitas gizi anak-anak Indonesia. Ia juga menjelaskan alasan di balik bentuk program yang tidak berupa bantuan tunai langsung.
“Sering kali saya ditanya kenapa uangnya tidak langsung diberikan kepada masyarakat. Pemerintah memastikan program ini dirancang agar manfaatnya tepat sasaran, bukan hanya bagi anak sekolah, ibu hamil, dan menyusui, tetapi juga memberi dampak ekonomi bagi petani dan pelaku UMKM lokal,” ujar Maharani.
Ia pun mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama menyukseskan program tersebut. “Kita dukung bersama program ini demi generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan berkualitas. Dengan kerja sama semua pihak, manfaat MBG akan dirasakan langsung oleh anak-anak, keluarga, dan masyarakat,” katanya.
Senada dengan Maharani, Kolonel Infantri Erin Andriyanto dari BGN mengatakan bahwa program MBG dirancang untuk membentuk generasi emas Indonesia 2045. “Program ini dimulai dari ibu hamil, ibu menyusui, balita, hingga anak sekolah. Diharapkan 20 tahun ke depan, mereka menjadi sumber daya manusia unggul yang mampu bersaing di tingkat global,” jelas Erin.
Melalui sambungan virtual, Anyelir Puspa Kemala dari BGN menekankan pentingnya kolaborasi berbagai elemen masyarakat dalam menyukseskan program MBG. “Keberhasilan program ini tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga pelaksana lapangan, tenaga kesehatan, guru, orang tua, serta petani dan penyedia pangan lokal,” ujarnya.
Ia menambahkan, “Anak-anak yang mengikuti program ini akan terbiasa makan sehat sejak dini, sementara petani dan UMKM lokal mendapat manfaat ekonomi melalui suplai bahan pangan.”
Selain sebagai upaya perbaikan gizi, MBG juga ditargetkan mampu memenuhi 20–30 persen kebutuhan kalori harian anak-anak dan meningkatkan literasi gizi masyarakat. Dapur umum atau Sentra Pengolahan Pangan Gizi (SPPG) yang terlibat dalam program ini juga membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar.
Di sisi lain, edukasi mengenai gizi seimbang juga diberikan dalam kegiatan tersebut. Ahli Gizi Puskesmas Sedinginan, Titin Sundari, menjelaskan konsep “Isi Piringku” yang menggantikan paradigma lama “4 Sehat 5 Sempurna”.
“Anak-anak membutuhkan protein hewani lebih banyak, sementara orang dewasa perlu memperbanyak sayur dan buah. Kebiasaan ini harus dimulai dari rumah,” ujar Titin.
Program MBG diharapkan dapat menjadi fondasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang unggul dan sehat secara nasional, sekaligus memperkuat ketahanan pangan lokal. (Haris)