oleh

Dua Ribu Perak Kenyang Makan Makanan Khas Daerah Ini

Oleh: Amaliya
(Warga Batang, Ibu Rumah Tangga yang dulu kuli tinta di HU Pikiran Rakyat Jawa Barat)

Makanan khas daerah berbahan nangka muda barangkali yang paling populer adalah gudeg. Padahal, ada juga lho makanan khas lain berbahan sama dan tak kalah enak. Namanya megono.

Megono adalah makanan khas yang beredar di Kabupaten Batang dan Pekalongan, Jawa Tengah. Persamaannya dengan gudeg, keduanya berupa sayur tanpa kuah meski kadang ada yang menyajikan gudeg dengan sedikit kuah.

Sementara perbedaan keduanya selain pada rasa dan tampilan, yang mencolok adalah harganya. Nasi gudeg bisa dipatok sampai puluhan ribu rupiah, tetapi nasi megono bisa dinikmati mulai Rp 2.000 saja.

Jika tidak percaya, datang saja ke daerah yang berbatasan dengan Tegal dan Weleri ini. Pada pagi hari, tidak sulit menemukan makanan berasa gurih ini. Kebanyakan warga menyantap nasi megono sebagai sarapan. Penyajiannya seperti nasi bungkus dengan daun pisang, daun jati, atau kertas minyak.

Pun pada malam hari, nasi angkringan megono relatif mudah ditemui di banyak tempat. Pernah seorang teman asal Palembang yang saat itu tengah berkuliah di Jakarta, menginap di rumah saudara Penulis di Batang.

Saudara berpesan agar membeli nasi bungkus seribuan saja. Dikira becanda, eh si teman ini membeli nasi megono Rp 5.000. Kagetlah dia karena nasi yang dia dapat seabrek!

Sebenarnya tidak ada patokan harga baku nasi megono. Namun, rata-rata dengan Rp 2.000, pembeli sudah bisa menyantap kenyang nasi, megono, plus menu lain seperti orak-arik tempe, oseng buncis, atau olahan mi bihun/mi telor.

Jika menginginkan lebih banyak nasi dan “teman-temannya” itu, cukup tambah saja Rp 500 atau Rp 1.000. Tapi jika menambah menu lain yang”istimewa” seperti telor, ayam, atau ikan, sudah tentu nomboknya tak cukup Rp 1.000. Hehehe..

Nah, biasanya, sepincuk nasi megono ini dinikmati dengan aneka gorengan seperti tempe, tahu, atau bakwan. Di sini, gorengan masih terbilang murah Rp 500/biji. Ada juga yang mematok Rp 2.000/3 biji. Jika ukurannya besar, harganya paling mahal Rp 1.000.

Itu masih jauh lebih bersahabat daripada harga gorengan di Jakarta. Di ibukota negara, sebiji gorengan harga umumnya Rp 2.000. Ukurannya juga seperti gorengan Rp 500 di sini. Yah, namanya juga di ibukota, tentu saja beda. Upah minimum kotanya (UMK) pun berselisih jauh.

Untuk Kabupaten Batang, UMK pada 2022 sekitar Rp 2,13 juta. UMK Kabupaten Pekalongan Rp 2,09 juta dan Kota Pekalongan Rp 2,15 juta. Sementara UMK Jakarta sudah lebih dari Rp 4 juta. Semakin rendah UMK tentu saja harga jual barang kebutuhan semakin murah menyesuaikan kemampuan warga setempat.

Cara Membuat Megono

Bagi banyak warga di Batang dan Pekalongan, megono menjadi sumber penghasilan sehari-hari. Tidak sulit untuk membuat megono.

Nangka muda dicacah kecil-kecil. Lalu, parut kelapa. Haluskan bawang merah, bawang putih, ketumbar, kemiri, kencur, terasi, lalu campur dengan parutan kelapa. Tambahkan daun salam, laos, dan serai. Kukus campuran ini, begitu juga dengan nangka muda cacah tadi secara terpisah. Jika sudah matang, baru campurkan keduanya. Campuran nangka dan bumbu inilah yang disebut megono.

Di beberapa tempat di Pekalongan, kadang juga ditemui megono dengan harum kecombrang. Itu agar aroma makanan lebih sedap. Dalam pembuatannya, kecombrang yang telah dicacah tinggal diikutsertakan dengan bumbu untuk dikukus bersama parutan kelapa.

Pembaca yang rindu megono tinggal mencoba saja resep itu. Tapi jika Pembaca belum pernah mencicipi megono, wajib hukumnya berkunjung ke Batang dan Pekalongan.

Tidak akan rugi deh karena Pembaca pun bisa berburu batik-batik cantik nan murah. Juga menikmati makanan khas lain tak kalah lezat seperti soto tauto.

Ayo, tunggu apalagi!

Komentar