Cirebontrust.com – Aksi saling dorong tak terhindarkan antara pengunjukrasa dengan aparat kepolisian di halaman kantor Semesta Marga Raya (SMR), pengelola jalan Tol Kanci-Pejagan, di Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Senin (06/03).
Warga yang terdiri dari 3 desa, yakni Desa Japurabakti, Japurakidul dan Mertapadawetan Kecamatan Astanajapura, serta Desa Japuralor Kecamatan Pangenan memaksa masuk untuk meminta pertanggungjawaban kepala cabang SMR.
Namun dengan sigap, petugas kepolisian yang berjaga sejak pagi itu menghalangi massa yang sudah tersulut emosi. Suasana pun sempat memanas, warga memaksa masuk dengan medorong petugas kepolisian.
Akan tetapi, aksi saling dorong itu tak berlangsung lama, setelah perwakilan manajemen SMR menemui langsung pengunjukrasa. Dengan dijaga aparat kepolisian, massa demonstran dan manajemen SMR berdialog dengan duduk bersama di aspal jalan halaman kantor.
“Sebenarnya sebelum demo kita sudah laksanakan normalisasi dengan manual. Kemudian pas demo pada hari Senin lalu kita gunakan eskavator. Kita akan bangun saluran permanen di lima crosing. Dua di sawah dan tiga dipemukiman warga. Kalau semua permanen kita nggak bisa. Tapi kita utamakan lima titik itu, sekitar 100 meter,” terang Erwan Ari Pamungkas Bidang Pemeliharan SMR.
Mendengar pernyataan tersebut, massa merasa tidak puas, karena tuntutan mereka tidak bisa dipenuhi. Akhirnya warga menghentikan dialog, dan membangun dapur umum di halaman kantor SMR. Mereka akan bertahan hingga tuntutan dipenuhi.
“Kami kecewa dengan kepala cabang tol Kanci-Pejagan, karena tidak mempunyai etikad baik dengan warga. Kami akan melaporkan ke Bareskrim Polri tentang dokumen Amdal tol yang melanggar hukum. Kami juga akan menginap di sini. Kami tidak takut ditembak, dan kami sudah siap menumpahkan darah demi anak cucu kita,” tegas Mae Azhar, Koordinator Aksi. (Riky Sonia)
Komentar