Bertepatan dengan Dies Natalis ke-59, Unswagati Resmi Berubah Menjadi UGJ

Citrust.id – Berbarengan dengan Dies Natalis ke-59, akronim Universitas Swadaya Gunung Jati resmi berubah dari Unswagati menjadi UGJ. Grand launching dan rebranding UGJ digelar di Auditorium Kampus I, Jalan Pemuda, Kota Cirebon, Kamis (16/1).

Pada kesempatan itu, Yayasan Pendidikan Swadaya Gunung Jati membagikan total 17 voucher umrah gratis dengan cara diundi. Umrah gratis itu diberikan untuk komponen tenaga pendidikan, tenaga kebersihan, sekuriti, mahasiswa, Ikatan Keluarga UGJ (IKU), dan para guru BK yang telah berkontribusi kepada UGJ.

Ketua Yayasan Pendidikan Swadaya Gunung Jati, H. Dadang Sukandar Kasidin, memaparkan, Universitas Swadaya Gunung Jati didirikan pada 16 Januari 1961 oleh Yayasan Pendidikan Swadaya Gunung Jati.

“Pada 26 Desember 1962, Universitas Swadaya Gunung Jati mulai beroperasi. Saat itu, baru ada Fakultas Hukum dan Fakultas Ekonomi,” katanya.

Dadang mengungkapkan, pada tahun 1979, Universitas Swadaya Gunung Jati mendirikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Pada tahun 1983, berdiri Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip), Fakultas Pertanian, dan Fakultas Teknik.

“Mulai tahun 2001, Universitas Swadaya Gunung Jati menyelenggarakan program Pascasarjana. Tujuh tahun kemudian atau pada tahun 2008, berdiri Fakultas Kedokteran,” tuturnya.

Saat ini UGJ memiliki 22 Program Studi (prodi). Empat prodi jenjang S2, 16 prodi S1, dan dua prodi pendidikan profesi. Empat prodi telah meraih Akreditasi A.

“Prodi Ilmu Hukum, Ilmu Administrasi Negara, Pendidikan Bahasa Inggris serta Prodi Manajamen telah meraih Akreditasi A. Pencapaian Akreditasi A tersebut akan segera diikuti prodi-prodi yang lain,” ucapnya.

Sementara itu, dalam sambutannya, Wali Kota Cirebon, Drs. H. Nashrudin Azis, SH, mengatakan, Pemerintah Daerah Kota Cirebon mendukung UGJ untuk terus berkembang hingga go internasional. Ia menilai kualitas UGJ semakin baik.

“Salah satu buktinya, UGJ meraih ranking 140 perguruan tinggi terbaik se-Indonesia. Selain itu, mahasiswa UGJ berasal dari berbagai daerah di nusantara. Ini membuktikan UGJ adalah perguruan tinggi terpercaya dan berkualitas,” ujar Azis.

Di tempat yang sama, Rektor UGJ Cirebon, Dr. H. Mukarto Siswoyo, Drs., M.Si., pada tahun 2017, UGJ masih berada di peringkat 800-900. Saat ini, UGJ masuk peringkat 140 perguruan terbaik se-Indonesia. Prestasi tersebut tidak membuat UGJ berpuas diri

Rektor menegaskan, UGJ akan terus meningkatkan kualitas, baik kualitas SDM, kinerja penelitian, pengabdian masyarakat, kemahasiswaan maupun kualitas inovasi.

“Inovasi menjadi salah satu fokus utama kami ke depan. Saat ini, tolak ukur kualitas perguruan tinggi di Indonesia adalah inovasi. Hal itu sebagai output serta outcame dari penelitian dan pengabdian masyarakat.

Rektor menambahkan, inovasi bisa dilakukan dengan mengupload penelitian dan pengabdian masyarakat ke jurnal internasional agar UGJ makin dikenal di dunia. Hasil penelitian dan pengabdian juga harus bermanfaat bagi masyarakat.

“Itu semua dilakukan dalam rangka mewujudkan visi UGJ menjadi perguruan tinggi riset unggulan berbasis kearifan lokal menuju tataran global,” jelas Rektor Mukarto. (Haris)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *