Ilustrasi
CIREBON (CT) – Saat buka puasa ataupun hari raya Idul Fitri kerap jadi ajang “balas dendam” setelah berpuasa bagi sebagian umat Islam sehingga melahap aneka hidangan. Karena itu, pengendalian diri dari nafsu makan yang besar perlu dijaga.
Sebelum berbuka puasa, kita kerap menimbun makanan untuk berbuka. Karena dianjurkan berbuka dengan makanan manis, kita cenderung makan dan minum yang manis secara berlebih yang justru tak baik bagi tubuh.
Selain itu, saat Lebaran, keteraturan pola makan selama berpuasa runtuh. Beragam makanan bisa kapan saja disantap. Akibatnya, pola makan tak teratur dan konsumsi makanan tak sehat kembali dijalani.
Makan teratur dibarengi tidak konsumsi kudapan tak sehat bisa mengatasi sakit maag. Apalagi 60-70 persen sakit maag bersifat fungsional yang bisa diatasi jika makan teratur dan tak mengonsumsi kudapan tak sehat.
Untuk itu, keteraturan pola makan selama berpuasa perlu dibiasakan di luar bulan puasa, termasuk saat Idul Fitri. Itu karena setelah bulan puasa, orang cenderung kembali pada kebiasaan makan tak sehat dan tak teratur sehingga kerja lambung terganggu. Makan berlebih membuat lambung mengembang (dilatasi) sehingga asam lambung naik dan gerakan lambung tak normal. (Net/CT)
Komentar