Ilustrasi
CIREBON (CT) – Berdasarkan laporan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), baru-baru ini merilis keterangan bahwa 2015 adalah tahun iklim terpanas dalam sejarah Bumi. Laporan bertajuk State of the Climate in 2015 itu disusun dengan bantuan 450 ilmuwan dari 62 negara.
Disebutkan, penyebab ‘demamnya’ Bumi adalah terjadinya El Nino yang di atas normal dan tingginya konsentrasi gas pemerangkap panas akibat aktivitas manusia.
Akibatnya, temperatur Bumi memecahkan rekor terpanas sebab naik lebih dari 1 derajat Celcius dibandingkan masa praindustrial. Temperatur permukaan samudera 0,33 sampai 0,39 Celcius di atas rata-rata. Panas yang disimpan di lapisan atas samudera juga yang tertinggi.
Samudera yang makin hangat membuat permukaannya naik. Ini juga dipengaruhi cairnya lapisan es dan gletser. Tinggi permukaan laut tahun 2015 adalah 2,75 inci lebih tinggi ketimbang rata-rata yang dicatat sejak 1993.
El Nino yang terkuat dibandingkan yang terjadi pada 1982/1983 dan 1997/1998. El Nino ini menaikkan temperatur global, menaikkan permukaan laut, dan meningkatkan aktivitas siklon tropis di Pasifik dan iklim makin kering dengan terjadinya kebakaran hutan serta pelepasan karbondioksida di kawasan tropis.
Kosentrasi gas rumah kaca yang tertinggi, untuk pertama kali melewati angka 400 parts per million (ppm) dalam sejarah modern. Banyaknya kejadian siklon tropis di Belahan Bumi Utara. Sebanyak 31 siklon tropis terjadi di belahan bumi utara, lebih banyak dari 23 kejadian pada 2004. Kebanyakan siklon ini berupa hurikan dan topan yang mencapai level Kategori 3 pada skala 0-5 Saffir-Simpson.
Permukaan samudera Artik mencapai level terendahnya. Pada Februari 2015, permukaan samudera Artik 7 persen di bawah rata-rata 1981-2010. Gletser terus mencair sejak 2000. Temperatur ekstrem makin ekstrem. Frekuensi siang-malam yang lebih hangat temperaturnya. (Net/CT)