CIREBON (CT) – Lelaki yang memiliki nama lengkap H. Mu’tamad, Lc, M.Pd atau biasa dipanggil Ustadz Mu’tamad adalah satu dari sedikit orang yang menargetkan dan mendukung anak-anak untuk menghafal Al Qur’an.
Dengan metoode One Day One Ayat, Ustadz Mu’tamad sukses membuat santri-santrinya di Pesantren Khusnul Khotimah Kuningan hafal Al Qur’an.
Mengambil S1 di Fakultas Syariah di Universitas Imam Muhammad Bin Saud Cabang Riyadl di Jakarta, tidak lantas membuatnya puas begitu saja. Beliau kemudian mengejar gelar Magister di Universitas Assyafiiyyah Jakarta, sebelum akhirnya mengabdikan diri di Pesantren Husnul Khotimah sejak 2004 hingga sekarang.
Ustaz Mu’tamad lahir di Majalengka pada 3 Januari 1968. Menjabat sebagai Ketua Umum Yayasan Husnul Khotimah. Ustaz Mu’tamad mengunggulkan empat hal penting di pesantrennya yang diasuhnya, yaitu hafal Al Qur’an, mahir Bahasa Arab dan Bahasa Inggris, akademik, dan mentoring. Dari empat keunggulan itu, hafal Al Qur’an dijadikan bekal wajib bagi para santri di Pesantren Husnul Khotimah. Bagi santri reguler, satu tahun ditargetkan hafal setidaknya satu juzz, sedangkan santri non reguler (khusus) targetnya adalah 30 juzz.
Menurut Ustaz Mu’tamad, menghafal Al Qur’an jangan dijadikan sebagai tantangan, tetapi harus dilakukan dengan enjoy. Apalagi pada usia anak sebenarnya dapat menghafal satu halaman dalam waktu 20 menit. Dengan metode One Day One Ayat, menghafal Al Qur’an tidak akan terasa berat dan sulit.
Dalam penerapan kewajiban menghafal Al Qur’an di pesantren, Ustaz Mu’tamad tentu saja menemui rintangan-rintangan, seperti para santri yang terkadang merasa malas dan jenuh dalam menghafal Al Qur’an. Apabila santri sudah terlihat jenuh, Ustaz Mu’tamad mengadakan Rihlah Qur’ani (studi Qur’ani) dengan mengajak para santri jalan-jalan untuk menghilangkan kejenuhan, agar kembali fresh dan bersemangat lagi.
Selama Bulan Ramadan ini, Ustaz Mu’tamad mengadakan karantina Qur’an, yaitu program untuk masyarakat umum selama dua pekan untuk menyelesaikan 5 atau 10 juzz, yang juga merupakan motivasi awal bagi para peserta agar senang membaca Al Qur’an.
Semua kegiatan pada pelaksanaan program ini diarahkan untuk menghafal Al Qur’an. Sejak pagi hingga malam para peserta diarahkan untuk membaca, mengulang, dan menghafal Al Qur’an. Karantina Qur’an ini sudah menjadi program yang banyak dinanti masyarakat di Kuningan setiap tahunnya.
“Al Qur’an harus dijadikan sebagai bacaan keseharian, jangan hanya dibaca saat momen-momen tertentu. Al Qur’an sebagai pedoman hidup harus dibaca setiap saat. Bahkan Rasulullah SAW menganjurkan Al Qur’an selesai dibaca dalam waktu satu bulan. Artinya, satu hari kita membaca satu juzz,” pesan Ustaz Mu’tamad saat ditemui usai menjadi imam tarawih di Masjid At-Taqwa Cirebon. (Leila)