CIREBON (CT) – Polemik alih fungsi lahan Pasar Balong kembai berlanjut. Walikota Cirebon, Nasrudin Azis justru menyayangkan beberapa pihak yang mengklaim berhak merevitalisasi pasar yang sempat jadi primadona itu.
“Itu kan baru sosialisasi, belum apa-apa kok sudah heboh,” ujar Azis.
Azis menyayangkan kegaduhan yang dibuat Dinas Perhubungan Informatika dan Komunikasi (Dishubinkom) dan PD Pasar akan alih fungsi lahan Pasar Balong. Menurut Azis, jadi lahan parkir ataupun pusat sandang, keputusan tetap ada di pihaknya, melalui prosedur yang sudah ditetapkan sebelumnya.
“Itukan baru rancangan, masih bisa berubah. Rancangan keinginan boleh-boleh saja, finalnya akan ada pembicaraan secara khusus,” tegas Azis.
Berdasarkan data yang dihimpun CT, polemik perubahan fungsi Pasar Balong muncul, saat Dishubinkom Kota Cirebon meminta pemerintah untuk menjadikan Kawasan Pasar Balong sebagai kantung parkir. Konsep tersebut diklaim Dishubinkom bisa mengurangi simpul kemacetan di Jalan Pekiringan dan Pasuketan. Kedua daerah itu memang dikenal sebagai kawasan rawan macet, yang diakibatkan kurangnya lahan parkir, hingga banyak kendaraan yang parkir di badan jalan.
Di sisi lain, PD Pasar mengklaim bahwa pihaknya sudah menggandeng investor yang belakangan diketahui bernama PT Metro Panen Raya dari Jakarta, untuk mengembangkan konsep pembangunan pusat sandang di Pasar Balong. Bahkan, kedua belah pihak sudah meneken memorandum of understanding (MoU) meski belum menentukan berapa nilai investasi dari kesepakatan itu. (Wilda)