CIREBON (CT) – Ali Rachman (45), warga Desa Ciawigajah RT 01 RW 06 Dusun Pon, Kecamatan Beber, Kabupaten Cirebon, disebut-sebut sebagai pimpinan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) se-wilayah 3 Cirebon. Hal itu terungkap dari keterangan keluarganya. Ali sering mengadakan perkumpulan dan menjadi koordinator pemberangkatan sejumlah anggota Gafatar asal beberapa daerah di Pulau Jawa ke Kalimantan. Kamis (28/01).
Berdasarkan keterangan dari ibu kandungnya, Nuraeni (60). Ali sering memberangkatkan orang-orang dari berbagai daerah untuk ke Kalimantan. Ketika itu, ibunya tidak menyadari bahwa anak pertamanya itu ikut dalam organisasi terlarang, Gafatar. Nuraeni hanya tahu, bahwa Ali melakukan hal itu sebagai profesi semata.
Namun, belakangan Nuraeni mengetahui Ali ikut organisasi tersebut dari anaknya yang lain, yakni adik Ali. Akhirnya, ketika mengetahui hal itu. Nuraeni melarang anaknya. Akan tetapi, Ali tetap teguh dengan pendiriannya, dan akhirnya pada tanggal 25 Desember 2015 lalu, anaknya itu berangkat ke Kalimantan dengan seluruh anggota keluarganya.
“Saat itu saya lagi umroh. Saya nggak tahu Ali berangkat ke Kalimantan, tapi pas saya balik umroh. Posisi Ali masih di Jakarta. Dia pun pamitan kepada saya melalui telepon. Saya sih melarang, kasihan. Anak-anaknya masih kecil-kecil. Malah saya minta anaknya yang paling kecil agar ditinggal bersama saya, tapi nggak boleh,” tutur Nuraeni kepada CT.
Lebih lanjut, Nuraeni menuturkan, bahwa Ali sering mengadakan rapat di rumah. Dia juga sempat mengontrak salah satu rumah di daerah Beber, dan kemudian pindah ke Jalaksana, Kuningan, sekaligus dijadikan kantor. Terakhir Ali memberangkatkan satu keluarga asal Jalaksana ke Kalimantan.
“Masih sering komunikasi, terakhir 3 hari yang lalu. Posisinya masih di Kalimantan Selatan. Saat masih di sini, Ali sering ikut rapat di jakarta seminggu 3 kali. Setahu saya, sudah ada 40 KK yang diberangkatkan Ali, dan sempat nginep di sini. Ali juga sempat sewa tanah, untuk latihan anggota bertani,” ungkapnya.
Ali adalah pimpinan atau koordinator yang memberangkatkan anggota Gafatar Cirebon ke Kalimantan, termasuk 8 warga asal Desa Astanajapura. Bukan hanya itu, Ali juga yang mengkoordinir kegiatan-kegiatan Gafatar di Cirebon. Diduga, ia juga yang berperan besar dalam melakukan doktrin paham-paham Gafatar yang dianggap sesat pada anggotanya. (Riky Sonia)