INDRAMAYU (CT) – Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu, Firman Muntako mengatakan, target tanam tahun 2016 naik menjadi 256.976 hektare dari 237.501 hektare pada tahun 2015. Dengan demikian, target produksi yang diharapkan mencapai 1,8 juta ton dari 1,7 ton tahun lalu.
Menurutnya, hal tersebut seperti yang diinstruksikan dari Pemerintah pusat yang menaikkan target tanam dan produksi padi Kabupaten Indramayu, “Pekan lalu, pemerintah provinsi dan pusat meminta menaikkan targetnya,” ungkap Firman, Jum’at (22/01).
Dikatakannya, revisi target tanam dan produksi padi ini cukup tinggi kenaikannya. Jika dikalkulasikan, terjadi kenaikan target tanam sebanyak 19.475 hektare, sedangkan target produksi 100.000 ton gabah kering giling.
Dia menjelaskan, yang menjadi pertimbangan peningkatan target adalah beroperasinya Waduk Jatigede. “Pemikiran pemerintah pusat kan Waduk Jatigede akan maksimal sehingga diharapkan bisa tanam tiga kali setahun,” ucapnya.
Firman mengaku optimistis dan akan berupaya maksimal untuk mencapai target tersebut. “Ya insya Allah mungkin bisa. Akan kami pacu dari areal Perhutani 10.000 hektare,” ucapnya.
Selain mengandalkan tambahan lahan di Perhutani, dia mengaku dibantu pemerintah pusat melakukan gerakan percepatan tanam di Kecamatan Lohbener, Losarang, dan Kandanghaur. Dia merinci, percepatan tanam di Kecamatan Lohbener sebanyak 800 hektare, Losarang 800 hektare, dan Kandanghaur 600 hektare.
Saat ini, ungkap Firman, rata-rata yang telah tanam berkisar 30-40 persen dan petani daerah tersebut menargetkan akhir Januari semua selesai tanam. “Direktur Budi Daya Aneka Kacang dan Umbi Maman Suherman bilang, kalau target ke depan bisa sampai 15.000 per dua kali tanam, akan diberi bantuan alsintan, khusus untuk Kandanghaur karena potensi masalahnya tinggi,” tuturnya.
Meskipun demikian, Firman tak memungkiri banyak kendala di lapangan yang dapat mengganggu target baru tersebut. Akibat hujan yang tidak merata, musim tanam terlambat dan aliran irigasi tak sampai ke daerah-daerah terujung aliran irigasi.
“Kami dorong percepatan tanam, tapi kelihatannya hujan belum berpihak kepada petani. BBWS juga kelihatannya debit tinggi hanya yang di hulu, tidak sampai ke hilir. Daerah Cikedung hingga Kandanghaur boro-boro tersentuh air. Kering kayak musim gadu,” ujarnya. (Dwi Ayu)