Citrust.id – Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Organisasi Daerah (Orda) Majalengka menggelar seminar penyuluhan pencegahan stunting bertema Mempersiapkan Generasi yang Sehat, Cerdas, dan Produktif di Aula Rumah Makan Ibu Djenal, Kecamatan Talaga, Kabupaten Majalengka, Senin (29/12/2025).
Ketua ICMI Orda Majalengka, H. Diding Bajuri, mengatakan, kegiatan tersebut merupakan bentuk kontribusi nyata ICMI dalam mendukung program pemerintah daerah, khususnya dalam menekan angka stunting.
Menurut dia, persoalan stunting menjadi isu strategis yang harus ditangani secara kolaboratif demi mewujudkan Majalengka yang lebih baik.
“ICMI berupaya produktif membantu pemerintah daerah, salah satunya dalam penanganan masalah stunting, untuk mewujudkan Majalengka langkung sae atau lebih baik,” ujar Diding.
Diding yang juga dosen pascasarjana Universitas Majalengka menambahkan, berbagai rekomendasi yang dihasilkan dalam seminar tersebut akan disampaikan kepada pemerintah daerah agar dapat menjadi bahan pertimbangan dalam perumusan kebijakan strategis, termasuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
“Masalah stunting ini merupakan persoalan penting karena sangat berkaitan dengan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Majalengka,” kata dia.
Camat Talaga Rd. Mohammad Shodiq yang diwakili Sekretaris Camat Talaga, Kukun Kurnia, menegaskan, upaya pencegahan stunting tidak bisa hanya dibebankan kepada pemerintah daerah atau Dinas Kesehatan semata.
Seluruh pemangku kepentingan, termasuk organisasi kemasyarakatan seperti ICMI, memiliki peran penting dalam edukasi dan pendampingan masyarakat.
“Kami mengapresiasi kegiatan yang digelar oleh ICMI ini. Permasalahan stunting menjadi tanggung jawab bersama, terutama dalam hal edukasi kepada masyarakat,” ujar Kukun.
Seminar tersebut menghadirkan sejumlah narasumber, salah satunya dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Bandung, Prof. H. Cecep Suryana, yang menyampaikan materi mengenai stunting dalam perspektif agama Islam.
Ia menekankan pentingnya mempersiapkan masa depan anak sejak dini dengan mengintegrasikan nilai-nilai syariah dan konsep pembangunan modern.
“Masa depan anak harus dipersiapkan secara matang. Anak yang mengalami stunting akan menghadapi berbagai persoalan dalam pertumbuhan dan perkembangannya, sehingga kondisi ini harus diantisipasi sejak dini,” kata Cecep.
Narasumber lainnya, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, H. Agus Suratman, yang didampingi Kepala Puskesmas Talaga, dr. Rini, menyampaikan, tidak semua kasus yang dirujuk merupakan stunting murni. Namun demikian, upaya pencegahan tetap menjadi fokus utama pemerintah daerah.
“Data menunjukkan sejak lahir sekitar 23 persen anak sudah terindikasi stunting. Karena itu, pemerintah sangat gencar melakukan berbagai upaya pencegahan stunting,” ujar Agus.
Ia menjelaskan, setiap bulan puskesmas secara rutin melakukan kegiatan penyuluhan dan pencegahan stunting di sekolah-sekolah serta posyandu desa, termasuk pemberian vitamin dan edukasi gizi kepada masyarakat.
“Penyebab paling banyak adalah kekurangan protein. Padahal, cukup dengan mengonsumsi dua butir telur setiap hari sudah dapat membantu mencegah stunting,” ungkapnya.
Menurut Agus, stunting umumnya dipicu oleh kekurangan gizi pada ibu hamil, baik protein nabati maupun hewani, serta keterbatasan akses layanan kesehatan. Untuk mengatasi hal tersebut, Dinas Kesehatan telah melakukan berbagai langkah, termasuk pelayanan kesehatan gratis ke desa-desa.
“Program kami antara lain pemberian susu dan telur selama tiga bulan berturut-turut. Program MBG juga menjadi salah satu upaya pencegahan stunting karena tidak hanya menyasar anak sekolah, tetapi juga ibu hamil dan balita,” jelasnya.
Agus menambahkan, berdasarkan data terbaru, Kabupaten Majalengka berada pada peringkat ke-15 angka stunting di Provinsi Jawa Barat.
Ia mengajak seluruh pihak untuk terus berkolaborasi agar angka stunting dapat ditekan secara berkelanjutan.
“Sudah ada Peraturan Bupati tentang zero stunting agar tidak muncul kasus stunting baru. Setiap ibu hamil wajib melakukan pemeriksaan minimal enam kali. Selain itu, kami juga melakukan reaktivasi program Universal Health Coverage bagi peserta BPJS yang tidak aktif,” tegasnya.
Ia menekankan, pencegahan stunting di Kabupaten Majalengka tidak hanya melibatkan Dinas Kesehatan, tetapi juga berbagai perangkat daerah lainnya, termasuk Dinas Sosial, serta penjaringan balita stunting melalui puskesmas di seluruh wilayah. (Haris)













