Ratusan Warga Antusias Hadiri Siraman Benda Pusaka Kerajaan Talaga Manggung

Citrust.id – Ratusan warga antusias hadiri ritual ‘nyiramkeun’ atau siraman benda pusaka Kerajaan Talaga Manggung di Museum Talaga Manggung, Desa Talaga Wetan, Kabupaten Majalengka, Senin (12/9/2022).

Ratusan warga dari berbagai daerah itu antusias hadiri dan menyaksikan proses pencucian benda-benda peninggalan kerajaan tersebut.

Kegiatan diawali dengan kirab budaya yang menampilkan simbol ratu kerajaan Talaga Manggung. Kirab berlangsung dari kantor Kecamatan Talaga menuju Museum Talaga Manggung yang berjarak kurang lebih 300 meter.

Setelah itu, ada prosesi nyiramkeun benda pusaka Talaga Manggung oleh para sesepuh. Air untuk pencucian benda-benda pusaka tersebut berasal dari sembilan sumber mata air (Ci Nyusu) oleh kuncen menggunakan tempat penyimpanan yang berasal dari bambu kuning.

Bupati Majalengka, Karna Sobahi mengatakan, nyiramkeun pusaka sudah menjadi agenda rutin setiap tahun. Ia berharap, ucapara adat itu bisa menjadi daya tarik tersendiri untuk dunia pariwisata di Kabupaten Majalengka.

Ritual seperti itu merupakan kekayaan budaya dan kearifan lokal di wilayah Talaga demi melestarikan benda-benda peninggalan kerajaan Talaga Manggung.

“Kami senantiasa mendorong dan mendukung pengembangan pelestarian kebudayaan serta pemanfaatan kebudayaan, khususnya di sektor pariwisata,” kata Karna.

Sementara itu, panitia dari yayasan Talaga Manggung, Teten Wilman menjelaskan, pelaksanaan nyiramkeun wajib pada tanggal belasan pada hari Senin bulan Safar.

Sebab, waktu tersebut merupakan waktu masuknya Islam Raden Rangga Mantri atau Prabu Pucuk Umum hingga waktu meninggalnya Sunan Talaga Manggung.

“Pelaksanaan kegiatan ini selalu pada hari Senin atau pada bulan Safar tanggal belasan. Masuk Islamnya Raden Rangga Mantri atau Prabu Pucuk Umum terjadi pada hari Senin bulan Safar dan meninggalnya Sunan Talaga Manggung terjadi juga pada hari Senin bulan Safar,” jelasnya.

BACA JUGA:  Makanan yang Sebaiknya Tidak Disimpan dalam Kulkas

Ia menambahkan, nyiramkeun merupakan kegiatan membersihkan artefak peninggalan Kerajaan Talaga Manggung. Sementara, air untuk menyirami benda-benda pusaka tersebut dari sembilam mata air yang terdapat dari bekas wilayah Kerajaan Talaga Manggung. (Abduh)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *