Satu Rumah Ambruk akibat Pergerakan Tanah

Citrust.id – Sebuah rumah ambruk serta satu retak-retak di Blok Panyalahan, Desa Sinargalih, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka, yang diduga akibat pergerakan tanah, Jumat (18/10) malam.

Rumah yang ambruk milik Herni (47). Sedangkan yang retak-retak milik Danta (60). Rumah mereka berdampingan. Tidak ada korban jiwa pada musibah tersebut. Penghuni rumah berhasil menyelamatkan diri. Namun, sejumlah perabotan rumah tangga alami kerusakan.

Belum diketahui secara pasti penyebab pergerakan tanah tersebut. Pihak BPBD Kabupaten Majalengka masih melakukan penelitian untuk memastikan penyebab peristiwa tersebut.

Menurut keterangan pemilik rumah, ambruknya rumah terjadi sekitar pukul 18.45 WIB menjelang salat Isya. Kejadian itu tanpa diduga karena tidak ada tanda-tanda sebelumnya. Kondisi rumah Herni yang diperkirakan berukuran 8×10 juga masih dalam kondisi kokoh.

Demikian halnya dengan rumah Danda yang di beberapa bagian dindingnya mengalami retak-retak hingga berukuran antara 4 hingga 10 cm.

Para pemilik rumah mengaku kaget mendengar ruara retakan bambu dari atap bangunan. Serasa terjadi gempa karena lantai rumah bergoyang. Mereka langsung berlarian ke halaman menyelamatkan diri karena khawatir rumah ambruk akibat gempa.

Ternyata, rumah Herni ambruk dan milik Danta mulai miring. Sedangkan rumah tetangga tetap kokoh. Danta lalu menyanggak dinding temboknya dengan bambu. Sebagian sudah nampak miring. Genting di beberapa ujung atap rumahnya pun berjatuhan. Danta dan keluarganya terpaksa mengungsi, khawatir rumahnya tiba-tiba ambruk seperti yang dialami Herni.

Sementara itu, sejumlah warga setempat mengaku aneh dengan adanya pergeseran tanah tersebut. Saat ini adalah musim kemarau. Sedangkan pergerakan tanah pada umunnya adalah terjadi disaat musim penghujan.

“Saat kemarau, kalau terjadi retakan pun hanya bagian permukaan tanah sedangkan bagian dalamnya tak pernah terdengat. Ini malah musim kemarau. Mungkin karena cuaca terlalu panas sehingga tanah rapuh,” ujar Danta, Sabtu (19/10).

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Alam Daerah, Agus Permana, mengatakan, pihaknya sudah mengimbau kedua pemilik rumah untuk mengungsi ke rumah familinya.

Pihaknya juga akan melakukan koordinasi dengan pihak geologi untuk melakukan penelitian terkait pergerakan tanah di wilayah tersebut. Akibat kejadian itu nilai kerugian yang diderita diperkirakan mencapai Rp80 juta.

“Warga hendakny waspada pergerakan tanah meluas ke wilayah lain,” katanya. (Abduh)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *