Nasib Aktivis Buruh Migran, dari Intimidasi hingga Impitan Utang

  • Bagikan
SBMI

Citrust.id – Berbeda saat aksi Migran Day di Bundaran HI Jakarta beberapa waktu lalu, pembawaan aktivis buruh migran, Castra Aji Sarosa, saat ditemui citrust.id di kediamannya di Desa Serang Wetan, Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon jauh dari kesan garang. Ia nampak bersahaja dengan segala kesederhanaannya.

Castra Aji Sarosa, yang sehari-hari bekerja sebagai buruh serabutan, dari buruh bangunan hingga tukang kayu, kerap melakukan aksi bersama rekan-rekannya menyuarakan nasib para buruh migran Indonesia.

Di tengah keterbatasannya, ia yang sudah dikaruniai empat orang anak dari istrinya, bahkan harus utang sana-sini untuk sekedar memenuhi kebutuhan hidup.

Namun kondisi tersebut tak menghalangi semangat dan niat baik pria berusia 57 tahun ini untuk menyuarakan nasib buruh migran.

Sudah 14 tahun Castra tetap konsisten membela rekan-rekan buruh yang tersebar di Ciayumajakuning. Bahkan pengaruhnya meluas hingga ke Jawa Tengah. Hingga sekarang, sudah ratusan ribu orang buruh yang menjadi korban telah dibelanya dengan sukarela.

“Tekad saya menolong buruh migran yang teraniaya akibat eksploitasi. Tak etis kalau saya menolong tapi mengharap imbalan,” ujar Castra di rumah kediamannya kepada citrust.id.

Aktivis buruh migran yang tergabung dalam wadah Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) menambahkan bahwa ia dan organisasinya bergerak berdasarkan keprihatinan atas kondisi buruh migran Indonesia, yang rata-rata memiliki SDM rendah, belum paham budaya negara penempatan, ditambah lagi buruknya sistem rekrutmen oleh PJTKI.

“Wajar apabila SBMI memberi perhatian lebih untuk membela nasib buruh migran, yang sebagian kehidupan sosial ekonominya sangat rentan oleh eksploitasi,” tambahnya.

Dalam gerakan membela buruh, Castra tentu sudah banyak makan asam garam. Kisah manis yang diperolehnya sebatas kepuasan tatkala korban yang dibela berhasil dimenangkannya.

BACA JUGA:  Polres Cirebon Bekuk Bandar Sabu Pasokan dari Bandung dan Jakarta

Tapi yang kadang membuat miris, lanjut Castra bercerita, dirinya kerap mendapat intimidasi terutama dari pihak yang merasa dirugikan oleh gerakan SBMI. Intimidasi yang diterimanya terkadang membahayakan diri dan keluarganya.

Tapi bagi seorang Castra Aji Sarosa, intimidasi dianggapnya angin lalu. Dirinya akan tetap konsisten membela kaum buruh, meski di tengah impitan ekonomi yang luar biasa. /Rohmat Em Humair

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *