Citrust.id – The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga acuan untuk pertama kalinya sejak tahun 2018. Kenaikkan suku bunga bank sentral Amerika Serikat itu berpengaruh terhadap performa komoditas emas di pasar berjangka.
Pimpinan Cabang PT Equityworld Futures Cirebon, Ernest Firman, menjelaskan, The Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin atau 0,25 persen. Kondisi tersebut menyebabkan nilai dolar Amerika (USD) menguat.
“Kenaikan USD membuat harga komoditi berjangka emas menurun. Harga emas turun dari level tertingginya US$1945/toz dan ditutup melemah di level US$1919/toz,” ujarnya, Minggu (20/3).
Dikatakan Ernest, kenaikkan suku bunga The Fed tersebut sudah diprediksi sebelumnya. Para pelaku pasar sudah mengetahui rencana kenaikkan itu, jauh sebelum terjadinya perang Rusia-Ukraina.
Pelaku pasar sudah mengatisipasi kenaikkan suku bunga itu dengan mempersiapkan posisi short (sell). Ke depan, mereka menunggu kontraksi harga emas hingga ke level terendah.
“Pelaku pasar akan menunggu penurunan harga emas sampai maksimal. Setelah itu, mulai melakukan aksi pembelian kembali (buyback) untuk mengikuti tren harga emas yang masih dinilai positif untuk jangka lebih panjang,” tandas Ernest. (Haris)
