Program Makan Bergizi Gratis Upaya Kurangi Angka Stunting dan Malnutrisi

  • Bagikan
Program Makan Bergizi Gratis Upaya Kurangi Angka Stunting dan Malnutrisi
Sosialisasi program Makan Bergizi Gratis di Desa Berekah, Kecamatan Bojong Genteng, Sukabumi. (Foto: Ist.)

Citrust.id – Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dan Badan Gizi Nasional (BGN) gelar sosialisasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Desa Berekah, Sukabumi, Rabu (19/2/2025).

Sosialisasi itu sebagai langkah pemerintah dalam mewujudkan asupan gizi dan kesejahteraan masyarakat.

Sosialisasi program MBG berlangsung di Aula Yayasan Al Hasan, Kp. Berekah, Kecamatan Bojong Genteng. Acara yang dihadiri kurang lebih 300-an peserta itu dimulai pada pukul 12.00 WIB dan selesai pukul 15.00 WIB.

Zosialisasi dengan tema Bersama Mewujudkan Gizi Berkualitas untuk Generasi Sehat Indonesia itu dihadiri anggota Komisi IX DPR RI, Zainul Munasichin, kepala desa Berekah, Andri Andriansyah, dan perwakilan Badan Gizi Nasional, Dedi Suprijadi.

Program Makan Bergizi Gratis merupakan salah satu program unggulan Presiden terpilih, Prabowo Subianto, dan Wakilnya Gibran Rakabuming Raka.

Program itu bertujuan meningkatkan gizi masyarakat, terutama anak dan ibu, serta mengurangi angka stunting dan malnutrisi.

Anggota Komisi IX DPR RI, Zainul Munasichin, menyampaikan, pemerintahan Prabowo akan mendirikan 10 ribu dapur makan bergizi gratis di satu tahun pertama.

“Komitmen Pak Prabowo pada tahun pertama ini yaitu membangun atau menciptakan SPPG sebanyak 10 ribu SPPG. Sampai saat ini baru 245 SPPG. Harap maklum kalau kita belum dapat. Sukabumi yang sebesar ini baru ada lima SPPG dari ratusan ribu siswa yang terdaftar di Sukabumi,” terang Zainul.

Sebagai informasi, (SPPG) merupakan singkatan dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi. SPPG adalah dapur umum yang memproduksi makanan bergizi dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Selain itu, Badan Gizi Nasional mengharapkan partisipasi aktif masyarakat dalam mempercepat program Makan Bergizi Gratis dengan menjadi mitra. Pembuatan SPPG tentunya dengan standar yang telah ditentukan.

BACA JUGA:  Dinkes dan BPBD Indramayu Galakan Pemberantasan Nyamuk Massal

“Tujuannya apa program Makan Bergizi Gratis ini? Banyak yang mencibir, banyak yang bilang, dari pada makan gratis mending kita dikasih kerjaan. Itu tidak salah, tetapi kurang tepat untuk program Makan Bergizi Gratis ini. Kalau dikasih ikan jadi pada manja, tidak kreatif. Progam Makan Bergizi Gratis ini dianggap memanjakan. Padahal ini bisa menjadi kail dan umpannya,” tutur Zainul.

Setiap dapur MBG akan dikelola seorang Kepala SPPG yang ditunjuk langsung oleh Badan Gizi Nasional. Kepala SPPG bekerja sama dengan seorang ahli gizi dan akuntan untuk memastikan pengawasan terhadap kualitas gizi dan kelancaran distribusi makanan.

“Tadi Pak Dedi bilang satu dapur bisa menyerap pekerja sekitar 45-50 orang. Apakah itu tidak membuka lapangan pekerjaan?Selain pekerja yang di dapur, rentetan ekonomi bukan hanya di dapur, tetapi beras berasal dari petani dan membuka kesempatan para petani agar mereka bergairah lagi menanam padi. Sayur yang nanam siapa? Petani. Akhirnya petani sayur bersemangat menanam sayur,” ungkap Zainul.

Untuk itu, Zainul mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam menjalankan program Makan Bergizi Gratis itu.

“Maka jangan lewatkan kesempatan ini. Ke depa, kita harus menyukseskan program ini. Membangun dapur itu tidak murah dan mudah, nilai investasinya besar, standar higienis juga butuh biaya,” ujarnya.

Pemerintah telah menetapkan ketentuan pendirian dapur Makan Bergizi Gratis agar bisa berjalan dengan optimal.

“Sekali dapur itu beroperasi, maka tidak akan berhenti. Untuk itu, diperlukan dapur-dapur yang bisa bertahan. Untuk bikin dapur itu lahannya 800m2, bangunannya 400m2, tetapi bangun seperti ini butuh modal. Ini demi kebaikan program kita ini,” tandas Zainul Munasichin. (Haris)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *