Pesantren Al Wasathiyyah Berdayakan Ekonomi Santri di Tengah Pandemi

Citrust.id – Pandemi Covid-19 yang melanda negeri ini dalam dua terakhir tidak menyurutkan para santri Pondok Pesantren Al Wasathiyyah, Blok Cilombang, Desa Kareo, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Majalengka, untuk mandiri secara ekonomi.

Menurut pengasuh Pondok Pesantren Al Wasathiyyah, Kyai Hasan Basri, pihaknya tidak memungut bayaran terhadap santri yang mondok. Mereka hanya bawa bekal untuk dirinya sendiri. Meski demikian, para santri diberdayakan secara ekonomi dengan jualan pakaian keliling dan menerima order menjahit.

“Pandemi Covid-19 membuat ekonomi para orang tua santri banyak yang terdampak. Kadang mereka tidak mengirim bekal. Jadi santri diarahkan berdaya secara ekonomi agar tidak mengandalkan kiriman dari orang tuanya,” Hasan, Jumat (10/12).

Pengasuh Pondok Pesantren Al Wasathiyyah Kyai Hasan Basri memperlihatkan produk sandang hasil para santri.

Dikatakan Hasan, santri diajarkan cara berjualan. Motor inventaris untuk jualan pun difasilitasi. Yang belum bisa menjahit diajari dulu sampai bisa. Awalnya ini bisnis pribadinya. Sekarang dikembangkan bersama para santri.

Ada sepuluh santri yang terlibat bisnis tersebut. Dua orang jualan pakaian, Imron (22) dan Arif (28). Mereka keliling desa. Bahkan bisa membiayai kuliah mereka sampai lulus jadi sarjana.

“Total tiga santri yang sudah lulus jadi sarjana dari berdagang pakaian keliling sistem kredit ini. Omzetnya perhari rata-rata Rp500-600 ribu,” ungkapnya.

Sedangkan untuk menjahit, Hasan mengungkapkan, pihaknya menerapkan sistem borongan. Semua santri dilibatkan untuk menerima order menjahit seragam sekolah, baju Koko, gamis, dan lain-lain.

Dirinya pernah menerima borongan Rp10-15 juta sekali menjahit. Paling sedikit menerima order menjahit seragam, baju qamis, baju RA, seragam pramuka satuan. Ongkosnya Rp100 ribu perpotong.

Hasan mengungkapkan, dari hasil pemberdayaan ekonomi ini santri bisa kuliah. Selain Imron, ada Cece dan Dudung yang sedang kuliah. Sedangkan yang lain masih usia sekolah dasar dan menengah. Mereka mampu mandiri secara ekonomi.

Pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19, santri Ponpes Al Wasathiyyah menerima order menjahit.

“Sejak pandemi Covid-19, order menjahit tetap jalan, tetapi mengalami penurunan omzet. Kami tetap bertahan karena kebutuhan sandang masyarakat tetap banyak peminatnya. Kami juga mewajibkan para santri untuk ikut vaksinasi dan mematuhi protokol kesehatan.

Selain mengajar para santri, dirinya juga mempunyai jemaah majelis taklim ibu-ibu. Sekarang setiap ceramah selalu membantu sosialisasi program pemerintah dengan menyisipkan pesan patuhi protokol kesehatan dan vaksinasi.

“Tentunya di pesantren kami juga selalu patuhi prokes. Semua santri sudah ikut vaksinasi,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua MUI Kabupaten Majalengka, KH Anwar Sulaiman, menyambut baik program pemulihan ekonomi di pesantren, baik secara mandiri maupun bantuan dari pemerintah.

“Seharusnya pemerintah juga ada program pemulihan ekonomi bagi para santri di pondok pesantren. Kami ulama dan para santri ikut berperan terutama dalam ceramah pentingnya protokol kesehatan dan ikut vaksinasi, termasuk fatwa bahwa vaksinasi itu halal, sehingga masyarakat tidak ragu lagi,” ucapnya. (Abduh)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *