Citrust.id – Pemerintah Kabupaten Majalengka meraih penghargaan Indeks Kelola 2020 untuk kategori Ketepatan Alokasi APBD Bidang Pendidikan dari PT Katadata Indonesia di Jakarta.
“Indeks Kelola merupakan sebuah metode penilaian untuk mengukur keberhasilan suatu daerah dalam mengelola APBD sehingga berdampak langsung bagi masyarakat. Metode Indeks Kelola dirumuskan oleh para periset Katadata Insight Center (KIC),” kata Karna, usai menerima penghargaan, Rabu (25/11).
Penghargaan Indeks Kelola 2020 merupakan pengakuan terhadap upaya Pemkab Majalengka dalam melakukan keberpihakan pada pendidikan. Hal itu bisa dilihat alokasi anggaran untuk bidang pendidikan yang melebihi dari amanat undang-undang, yaitu 20 persen. Meski tengah dilanda pandemi, APBD Kabupaten Majalengka Tahun 2021 hampir 28 persen dialokasikan untuk sektor pendidikan.
“Hal ini membuktikan, Pemkab Majalengka turut berpartisipasi dalam kolaborasi menuju pembangunan berkelanjutan di daerah dengan memberikan perhatian di bidang pendidikan, sebagai salah satu faktor penting dalam Indeks Pembangunan Manusia,” ucapnya.
Penilaian efektivitas dalam pengelolaan anggaran daerah mencakup tiga komponen, yaitu administratif, kuantitatif dan kualitatif. Komponen administratif terkait opini minimal Wajar Dengan Pengecualian (WDP) atas hasil audit APBD oleh BPK. Aspek kuantitatif terkait pencapaian kinerja berdasarkan sejumlah indikator pembangunan. Sedangkan aspek kualitatif meliputi inovasi dan terobosan kebijakan.
“Pandemi Covid-19 bukan alasan bagi Kabupaten Majalengka untuk menurunkan alokasi anggaran untuk sektor pendidikan. Pemkab tidak mau dikalahkan oleh Covid-19, karena itu tetap berusaha mengalokasikan dana yang lebih besar di sektor pendidikan pada 2021,” imbuhnya.
Karna memaparkan, alokasi dana pendidikan antara lain digunakan untuk membayar gaji tenaga pengajar alias guru. Di Kabupaten Majalengka, sembilan ribu dari total 11 ribu ASN adalah guru. Selain guru tetap, pemkab juga memberikan insentif kepada guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang jumlahnya hampir 2.900 orang.
Pemkab juga melakukan inovasi di sektor pendidikan, yaitu beasiswa untuk siswa yang kurang mampu serta paguyuban bapak asuh. Dana yang dipakai untuk memberikan beasiswa berasal dari pemda, CSR perusahaan, serta Badan Zakat Nasional. Inovasi lain adalah pengadaan buku pelajaran. Pemkab menggratiskan buku paket pelajaran untuk siswa SD dan SMP.
“Terbaru, kami juga sudah mempunyai perda penyelenggaraan pendidikan yang dapat menjamin pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan, menghasilkan kualitas yang baik serta mampu menunjang proses perwujudan Majalengka Raharja,” pungkasnya. (Abduh)