Citrust.id – Harus ada regulasi pemerintah yang berpihak kepada UMKM pada era new normal pascapandemi Covid-19. Hal itu dikatakan, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Majalengka, H. Budi Victoriadi, saat diskusi di kantor PWI Majalengka, Jumat (28/8).
Budi menuturkan, pihaknya telah menyampaikan kepada DPRD dan asosiasi lainnya. Pihaknya juga mendukung investor besar masuk. Namun, UMKM juga harus dibina dan dilindungi dengan regulasi yang konkret. Saat ini akan masuk tahap recovery ekonomi dengan anggaran yang luar biasa.
Paling terdampak PHRI. Sudah banyak hotel dan restoran di wilayah 3 Cirebon yang dijual, termasuk yang terdampak itu sektor transportasi yang banyak yang beralih ke kargo. Dengan konteks ekonomi global, perlu regulasi membangun UMKM tersebut.
“Anggaran recovery ekonomi sudah cukup besar, bahkan sebelum era Jokowi ada KUR dan sebagainya. Persoalannya tidak sejalan dengan kebutuhan UMKM. Misal, untuk packaging saja tidak ada di Majalengka, harus ke Bandung atau ke Cirebon,” ujar Mang Budi, sapaan akrabnya.
Mang Budi menegaskan, perlu regulasi agar produk Majalengka dimanfaatkan oleh Majalengka sendiri. Dengan regulasi yang konkret, harus ada UMKM Majalengka yang naik ke level ekspor karena di Majalengka ada Bandara Kertajati dengan Aerocitynya dan Cargo Village di dalamnya.
Sementara itu, pengusaha Majalengka H. Tete Sukarsa, mengatakan, bagi ekonomi, dampak Covid-19 bagaikan air bah. Pengusaha mikto kolaps, tetapi bisa bangkit lagi.
“Rata-rata usaha yang gulur tikar belum kuat akarnya, tetapi sudah berkembang tinggi. Berbeda dengan usaha kecil, seperti konfeksi yang buat masker dan lain-lain yang bisa survive,” ungkapnya.
Tete mengatakan, efek pandemi Covid-19 mungkin teguran ketika pemerintah bertumpu kepada pertumbuhan, konglomerasi atau industrialisasi. Kini saatnya pemerintah berpihak kepada pengusaha mikro atau UMKM.
Masyarakat Majalengka memiliki etos kerja yang tinggi. Di wilayah Utara, nenek-nenek masih suka ke jebor. Di Selatan bikin keripik. Jadi masyarakat Majalengka paling bertahan di tengah pandemi Covid-19.
“APBD kita itu harus diarahkan kepada yang betul-betul produktif. Tidak hanya pariwisata, UMKM juga harus diprioritaskan,” pungkasnya. (Abduh)