Ilustrasi
CIREBON (CT) – Lagi-lagi masyarakat awam khususnya ibu hamil kerap dibingungkan dengan mengkuti tradisi mitos yang sudah berlangsung selama puluhan tahun atau bersikap sewajarnya ketika ada gerhana? Pasalnya, banyak yang masih menuruti tradisi nenek moyang yang sudah terlanjur dijalani seperti harus masuk dalam kolong kasur atau membunyikan alu. Mitos tersebut berawal dari kisah di Indonesia yang memiliki banyak suku dan budaya tentunya juga memiliki keanekaragaman cerita rakyat atau mitologi yang berkaitan dengan gerhana.
Salah satu mitologi gerhana yang cukup terkenal adalah mitologi gerhana di pulau Jawa dan pulau Bali yakni sang raksasa bernama Rahu atau Kala Rahu yang menelan matahari dan bulan sebagai wujud kebencian Rahu kepada dewa matahari dan dewa bulan. Dari sebuah buku Silsilah Wayang Purwa Mawa Carita, Rahu adalah raksasa atau masyarakat Jawa menyebutnya sebagai “Buto” yang lahir dari pernikahan Dewi Sinhika dan Maharsi Kasyapa. Rahu dengan Bathara Wisnu adalah satu ayah beda ibu sehingga keduanya masih memiliki hubungan darah. Dari hasil pernikahannya dengan Maharsi Kasyapa, Dewi Sinhika memiliki 4 orang putra yakni Sucandra, Candrahantri, Candrapramardana dan yang terakhir adalah Rahu
Rahu sangat benci sekali dengan Bathara Surya(Dewa Matahari) dan Bathara Soma(Dewa Bulan). Saking bencinya tak jarang matahari dan bulan sering dimakan Rahu yang telah abadi dengan bentuk berupa kepala raksasa. Kebencian Rahu terhadap kedua dewa tersebut berawal dari pengaduan keduanya kepada dewa wisnu yang menyebabkan leher rahu terpotong dan abadi dengan hanya memiliki kepala saja tanpa badan maupun kaki tangan.
Menurut cerita rakyat yang telah turun temurun, saat leher Rahu di tebas oleh dewa Wisnu tubuh Rahu jatuh ke tanah dan berubah menjadi lesung. Sejak saat itu orang-orang pada zaman dahulu meyakini bahwa dengan memukul lesung berkali-kali sama halnya seperti memukul-mukul tubuh atau perut Rahu. Karena perutnya dipukuli, kepala Rahu yang sedang memakan Bulan atau Matahari mendadak menjadi pusing mabuk kepayang dan masyarakat berharap agar sesegera mungkin Rahu memuntahkan kembali Bulan atau Matahari yang baru dimakannya sehingga Bulan atau Matahari bersinar kembali seperti sedia kala. (Net/CT)