Lesperinggo

Oleh Dadang Kusnandar

“BAJU satu kering di badan, tak kan luntur cintaku padamu. Walau hidup ini di gubuk derita”. Itu kutipan lagu dangdut berjudul Termiskin di Dunia yang didendangkan Meggy Zet.

Selembar baju dan sepenggal cinta dalam bahasa gaul Cerbon disebut Lesperinggo. Teles dipe garing dienggo. Basah dijemur kering dipakai.

Memiliki selembar baju (kesayangan) bagi kalangan pemuda tahun 1970-an sudah jadi ukuran rasa percaya diri untuk apel ke rumah pacar.

Sepatu betel, kacamata hitam, celana panjang cut bray, jaket kucel adalah perangkat pendukung yang turut mensukseskan acara apel. Lebih pas jika ada sebungkus rokok kretek di saku.

Entah apa sebabnya istilah lesperinggo muncul dalam pergaulan muda-mudi dekade tersebut. Terdengar bagai bahasa Mexico atau Italia agaknya lesperinggo merupakan satu pencerminan kreativitas kebahasaan.

Diambil dari bahasa sehari-hari, istilah ini sangat akrab pada masanya. Mungkin seperti kata baper saat ini. Bedanya lesperinggo sepenuhnya menggunakan bahasa Cerbon.

Teles dipe garing dienggo pun berupa seloroh pergaulan lantaran semiskin apa pun mana mungkin hanya memiliki selembar pakaian. Pasti ada busana lain di lemari.

Lesperinggo menandakan “ejekan” manakala seorang pemuda hanya mengenakan “baju kebanggsaan” yang itu-itu saja untuk apel di malam Minggu.

Yang menarik pelaku lesperinggo tidak tersinggung dengan ejekan kawan-kawannya. Malah ia bangga mendengarnya. Lazim terjadi di masa itu, apel malam Minggu mengenakan kaca mata hitam.

Kreativitas kebahasaan di kalangan muda pada setiap masa pasti ada. Tergantung pada kecenderungan atas jamannya. Kreativitas ini pun berlangsung di seluruh lokus budaya. Artinya bukan hanya mjlik Cirebon.

Kecenderungan atas jaman inilah faktor utama kemunculan bahasa gaul. Era internet yang digandrungi sekarang sudah pasti memunculkan bahasa gaul berbasis google dan sejenisnya.

BACA JUGA:  Tips Memilih Kaos atau T-Shirt yang Keren

Orang kini lebih suka mengatakan kopas (dari kata copy paste) daripada menjiplak/ menyontek.

Berbagai contoh kreativitas kebahasaan alias bahasa gaul bisa Anda temukan dalam banyak media. Dengan demikian lesperinggo layak diingat kembali terutama pada bulan Oktober sebagai Bulan Bahasa.***

*)penulis lepas, tinggal di Cirebon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *