Kue Bolang-baling Melegenda yang Masih Dicari Penikmatnya

Cirebontrust.com –  Perlahan, tumpukan yang rapi kue disusun secara persegi empat panjang terus menyusut dari sebuah etalase di Jalan Raya Weru-Sumber, Sabtu (03/06) sore.

Pertanda, kue ini telah banyak beralih ke tangan pembeli. Pemandangan pembeli yang hilir mudik ke sebuah etalase kue di jalan raya ini memang bisa disaksikan setiap hari.

Masyarakat menyebut si kue primadona di etalase ini, dengan sebutan kue bolang baling. Kue bolang-baling yang pertama kali dijual 10 tahun yang lalu di tempat yang sama, kini makin banyak dicari, meskipun si empunya etalase mengurangi adonan kue saat Ramadhan tiba.

Di Cirebon, hanya ada tiga lokasi yang berjualan kue bolang baling. Yang pertama kali jualan adalah kue bolang baling yang terletak di dekat Hero Kota Cirebon yang telah berjualan sekitar 20 tahun.

Kemudian bolang baling yang berada di Jalan Raya Weru-Sumber ini, serta kue bolang baling yang dijual di Perumnas. Rasa kue bolang baling di tiga lokasi ini hampir sama, yang membedakan adalah selera si pembeli itu sendiri.

Rasanya yang khas, legit tapi tidak terlalu manis, serta tekstur kue yang cukup lembut, membuat kue ini cukup populer di benak masyarakat Cirebon, terutama mereka yang sering lewat Jalan Raya Weru-Sumber tersebut.

Etalasenya gampang dicari, sebab hanya berjarak beberapa meter saja dari lampu merah Plered-Weru.

“Kami memang tetap mempertahankan seperti semula, yaitu berjualan ala PKL. Dengan populernya kue ini tak lantas kami tertarik untuk membuat tempat permanen untuk berjualan,” kata Abdul Latif, penjual kue bolang baling.

Latif mengungkapkan, kue bolang baling sangat pas ketika berpadu dengan secangkir teh atau kopi. Juga sangat cocok disuguhkan ketika ada tamu ke rumah.

BACA JUGA:  Tokoh Kunci Pembebasan 10 WNI Tanpa Tebusan

“Jodohnya kue bolang baling ya teh atau kopi. Kita biasa buka di hari normal pukul 08.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB. Tapi kalau Ramadhan kita mulai buka pukul 14.00 WIB. Sebagian besar kue tandas sebelum pukul 20.00 WIB,” kata Latif.

Di Ramadhan ini, Latif harus mengurangi takaran adonan. Dari yang biasanya 20 kilogram menjadi hanya 10 kilogram saja.

“Karena jam jualannya juga berkurang. Tidak mengapa, kan nanti habis Lebaran juga jualan lagi. Tapi yang pasti kue ini selalu habis sebelum malam tiba, saya sendiri bersyukur sebab ternyata pelanggan datang dari beberapa daerah di Kabupaten Cirebon,” tukasnya.

Latif sebenarnya tak hanya berjualan kue bolang baling. Sebab, di etalase jualannya juga ada kue donat serta risoles, namun yang paling laris manis adalah kue bolang – baling. (Iskandar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *