Cirebontrust.com – Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Cirebon akan mengkaji ulang rangkaian kegiatan tradisi “Memayu Buyut Trusmi”. Salah satu yang akan dikaji yakni balap kuda yang sering menimbulkan kecelakaan. Bahkan pada Memayu Buyut Trusmi beberapa hari yang lalu, seekor kuda terpaksa disembelih lantaran kondisi kritis usai bertabrakan dengan kuda lainya.
Sekretaris Disbudparpora Kabupaten Cirebon, R. Chaidir Susilaningrat mengatakan pihaknya akan bertemu dengan pemangku adat Trusmi untuk mengkaji ulang rangkaian Memayu Buyut Trusmi, termasuk balap kuda sebagai pembuka tradisi Memayu.
“Kita nanti akan kaji ulang termasuk yang soal (tabrakan, red) kuda. Nanti kita akan menemui pemangku adat Buyut Trusmi untuk menyeleraskan rangkaian Memayu,” kata Chaidir, Rabu (04/10).
Chaidir menambahkan, balap kuda dalam tradisi Memayu Buyut Trusmi merupakan acara tambahan dalam rangkaian tersebut. Sebab menurutnya inti dari Memayu Buyut Trusmi yakni mengganti welit di Buyut Trusmi. Chaidir menambahkan jika memang balap kuda tetap harus ada, maka harus ada perbaikan dalam balap kuda ini.
“Tentunya ini harus ada upaya untuk memperbaiki. Kalaupun tidak bisa dihilangkan, ya harus ada aturan supaya teratur dan tidak menimbulkan korban. Sebab acara inti Memayu itu mengganti welit, welit itu sebelum dipasang diarak dulu,” katanya.
Pada tradisi Memayu Buyut Trusmi hari Minggu yang lalu, seekor kuda terpaksa disembelih di tengah jalan. Kuda berwarna hitam ini bertabrakan dengan kuda lainya dari arah yang berlawanan. Kuda hitam ini pun kritis dan akhirnya disembelih. Pun dengan sang joki yang turut jadi korban dan kini masih dalam perwatan intensif. (Iskandar)