Citrust.id – PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 3 Cirebon menegaskan komitmennya dalam menjaga keselamatan perjalanan kereta api melalui program sertifikasi bagi seluruh petugas operasional.
Langkah itu dilakukan guna memastikan setiap petugas telah memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan pemerintah.
“Keselamatan adalah prioritas utama KAI. Sertifikasi bagi petugas operasional merupakan wujud nyata komitmen KAI untuk memastikan setiap perjalanan kereta api berlangsung dengan aman dan selamat,” ujar Manajer Humas Daop 3 Cirebon, Muhibbuddin, Kamis (8/5/2025).
Sertifikasi itu diberikan kepada petugas Awak Sarana Perkeretaapian (ASP) maupun Non Awak Sarana Perkeretaapian, seperti Pengatur Perjalanan Kereta Api (PPKA), masinis, kondektur, teknisi, penjaga perlintasan, juru langsir, dan petugas prasarana lainnya.
Sertifikat tersebut diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan.
Hingga saat ini, tercatat sebanyak 970 petugas operasional Daop 3 Cirebon telah memiliki sertifikasi sesuai bidang tugasnya. Sementara itu, hingga akhir April 2025, sebanyak 107 petugas telah tersertifikasi dari total 234 petugas yang ditargetkan memperoleh sertifikat tahun ini.
Sebanyak 127 petugas lainnya masih dalam proses pengajuan sertifikasi yang dikelola langsung oleh DJKA sebagai otoritas regulator perkeretaapian nasional.
Muhibbuddin menjelaskan, sertifikasi itu sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 60 Tahun 2012 tentang Sertifikasi dan Pengujian Kompetensi di Bidang Perkeretaapian.
Regulasi tersebut menyatakan bahwa setiap individu yang bekerja di sektor perkeretaapian wajib memiliki bukti kecakapan yang sah.
“Dengan sertifikasi ini, kami ingin memastikan bahwa keselamatan bukan hanya prosedur administratif, melainkan menjadi budaya kerja dalam setiap aspek operasional,” kata Muhibbuddin.
Lebih lanjut, KAI juga menjalankan asesmen kepribadian dan pemetaan kompetensi khusus bagi para masinis di wilayah kerja Daop 3 Cirebon.
“Asesmen ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memahami karakteristik kepribadian serta psikologi masinis dalam menjalankan tugasnya, sekaligus mendukung pengembangan kompetensi SDM,” tambah Muhibbuddin.
Menurutnya, asesmen tersebut memberikan informasi menyeluruh tentang kepribadian individu yang nantinya digunakan untuk kepentingan kedinasan masinis.
“Dengan asesmen ini, diharapkan seluruh masinis dapat terus meningkatkan kualitas diri serta menjaga standar kerja, terutama dalam mendukung keselamatan perjalanan kereta api,” ujarnya.
Upaya itu sejalan dengan misi PT KAI untuk menyediakan layanan transportasi publik yang mengedepankan keselamatan, ketepatan waktu, dan kenyamanan, sekaligus mendukung program pemerintah dalam menciptakan moda transportasi massal yang aman dan efisien.