Ini Komentar MUI Soal Adanya Jaringan Islam Radikal di Indramayu

INDRAMAYU (CT) – Wakil Ketua MUI Kabupaten Indramayu, Sufyan Tsauri mengaku Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Indramayu sudah mencurigai kegiatan keagamaan yang tertutup di sejumlah kecamatan di Kabupaten Indramayu. Akan tetapi, tak diduga sebelumnya bahwa aktivitas tertutup itu terkait dengan jaringan Islam radikal.

“Untuk saat ini, laporan indikasi yang menjadi perhatian adalah Kecamatan Haurgeulis, Anjatan, Indramayu, dan Krangkeng. Krangkeng yang saat ini jadi sorotan kepolisian karena salah satu pelaku bom Jakarta berasal dari sana,” ucap Sufyan, Senin (18/01).

Sufyan mengatakan dari sejumlah kecamatan tersebut, pihaknya mencurigai adanya gerakan-gerakan yang tersembunyi. “Sesuai dengan laporan teman-teman MUI di lapangan, memang ada gerakan-gerakan yang mengarah ke sana,” katanya.

Dia menuturkan dengan adanya penangkapan dua warga Indramayu dan seorang warga yang diduga pelaku teror di kawasan Sarinah Jakarta, dia meminta kewaspadaan semua pihak. Dia berharap rekan-rekan MUI terus memantau di wilayah kecamatan masing-masing.

“Kami kira kepolisian pun terus memantau,” ujarnya.

Secara fikih, Sufyan memandang ritus keagamaan kelompok-kelompok yang sering berkumpul secara sembunyi-sembunyi masih dalam koridor. “Karena banyak mazhab, jadi masih dalam batas wajar,” tuturnya.

Dari segi penampilan, kata Sufyan, anggota kelompok mencurigakan tersebut biasanya berjenggot dan pakaiannya seperti penampilan kelompok Jemaah Tablig. Yang berbeda, kelompok Jemaah Tablig terbuka dengan masyarakat, bahkan mengajak kepada kebaikan.

“Jemaah tablig tidak mengarah ke kekerasan. Justru, mereka kerap mengajak warga yang tidak biasa ke masjid agar salat di masjid,” tuturnya.

Akan tetapi, Sufyan menyayangkan sikap masyarakat yang salah menilai kelompok Jemaah Tablig. “Jadi sekarang JT kadang ditolak oleh masyarakat, padahal kami sering bertemu mereka. Mereka hanya ingin menghidupkan budaya ke masjid saat di zaman Rasul,” ujarnya.

BACA JUGA:  Polres Cirebon Kota Gelar Operasi Patuh Lodaya Selama 14 Hari

Sementara itu, Ketua MUI Kecamatan Haurgelis, Ali Hidayat, membenarkan informasi penangkapan Ali Hamka yang diduga masuk wilayah jaringan Islam radikal pada Jumat lalu. Namun, ia tidak menyaksikan secara langsung.

“Kebetulan kami sedang berada di Kota Indramayu jadi tidak melihat langsung,” ucapnya.

Namun, Ali mengungkapkan, sosok Ali Hamka memang sudah menjadi target pemantauan pengurus MUI Kecamatan Haurgeulis. Dia sudah memonitor pergerakan Ali Hamka dan jemaahnya.

Langkah itu dilakukan, ungkap Ali Hidayat, mengingat gerakan dan ajakan bagi warga sekitar tidak sesuai dengan keumuman umat Muslim di wilayah Desa Cipancuh Kecamatan Haurgeulis yang menjadi pusat kegiatan pergerakan. “Kami sudah blokade wilayah perbatasan Haurgeulis, agar gerakan islam radikal yang diajarkan Ali Hamka dan kawan-kawan, tidak dapat berkembang,” ujarnya.

Selama ini, dia mengaku kerap mendapat keluhan dan curhat dari keluarga dekat Ali Hamka yang sebelumnya mengikuti jejak dalam memperluas jaringan. Imbasnya, pengikut Ali Hamka yang sudah benar-benar bertaubat dan kembali ke jalan yang benar, malah menjadi target jajaran kepolisian.

“Kami berharap, mereka yang sudah bertaubat tidak dijadikan sebagai tersangka jaringan ISIS atau Islam radikal,” ujar pemuka agama di Kecamatan Haurgeulis itu. (Dwi Ayu)

Komentar