Halaqoh sebagai Gerakan

Oleh Dadang Kusnandar*

KAJIAN Kitab Iqodz Himam fi Syarah al-Hikam yang sudah berlangsung tiga tahun lebih selalu diminati jamaahnya. Sekitar 40-60 jamaah mengikuti kajian kitab ini. Di bawah bimbingan Dr. KH. Sutejo Ibnu Pakar, yang diadakan rutin tiap Rabu malam, dua pekan sekali di kantor PCNU Kota Cirebon itu merupakan mutualisma Kawula Muda NU (Kamu NU), PCNU Kota Cirebon, An-Nur Al-Insan Kabupaten Cirebon dan IKA PMII Kota Cirebon.

Hujan deras sekali pun, Kang Tejo dari kediamannya di Griya Sumber Asri tetap datang menyampaikan kedalaman kitab tersebut, disertai dengan ulasan dari berbagai perspektif keilmuan.

Sutejo Ibnu Pakar dalam penyampaiannya kadang menyelipkan sekilas perjalanan kajian kitab tasawuf yang masyhur itu. Disertai harapan akan munculnya kesadaran bahwa tasawuf bukan semata-mata bersifat ukhrawi, karena sufi paling jempolan tidak lain ialah Rasulullah Muhammad saw. Tasawuf juga bukan hanya milik kaum lansia melainkan bisa dipelajari dan diamalkan kaum muslim sejak muda.

Itu sebabnya jamaah didominasi generasi muda NU sebagai penerus organisasi keagamaan terbesar di Indonesia. Spirit yang rutin disampaikan per dua pekan sekali itu mengilhami generasi muda NU, untuk senantiasa melakukan perbaikan diri dalam berbagai hal, baik secara instrinsik maupun ekstrinsik. Dan lazimnya sebuah halaqoh kelak diikuti secara natural menjadi sebuah gerakan dakwah.

Tidak berlebihan kiranya jika Ketua Tanfidziyah PBNU, KH. Dr. Abdul Manan mengulas keberadaan NU di Indonesia ketika hadir di PCNU Kota Cirebon akhir tahun lalu. Menurut Abdul Manan, kantor PCNU di beberapa daerah Indonesia sudah banyak yang layak, cukup luas dan bagus, tetapi sayang sekali sepi kegiatan. Ia juga menuturkan hubungan yang sinergi antara NU dengan Muhammadiyah di Gorontalo dalam kepemilikan tanah untuk kantor PWNU seluas 3 hektare.

BACA JUGA:  Abdurahman bin Muljam dan Kita Saat Ini

“Pengurus NU harus punya keinginan atau niat”, ujar Abdul Manan.
Keinginan dimaksud sebagai perwujudan Islam Kultural yang telah diletakkan dan dibangun oleh Kanjeng Sunan Gunungjati, Syekh Syarif Hidayatullah.

Jika tidak memiliki cita-cita, maka tidak akan ada yang menanam pohon dan tidak ada ibu yang mau menyusui anaknya. Sejalan dengannya, cita-cita NU harus ditulis dan diterakan di kantor-kantor PCNU. Misalnya, Mesjid-mesjd Kota Cirebon Makmur, Khatib-khatib Kota Cirebon Hebat, Murotal Imam-imam Mesjid Kota Cirebon Bagus, dsb.

Pengurus NU katanya pula harus punya konsep di bidang pendidikan, kesehatan, pesantren dan dakwah, di samping harus bekerja dengan iklas. Dilihat dari namanya saja, NU adalah perkumpulan para ulama/ ‘alim/ orang yang berilmu.

Dengan kata lain, meminjam Hasan Hanafi, halaqoh jangan sekadar dari ilmu ke ilmu namun dari dhien/ keimanan menjadi gerakan.

Untuk memahami halaqah sebagai gerakan, Prof. Dr. H. Maksum Mukhtar, MA (mantan Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon) mengingatkan kembali perjuangan memajukan Islam Nusantara tidak bisa dilakukan hanya jika menggunakan teori kebetulan. Akan tetapi perlu langkah-langkah rasional yang bersumber dari ilmu pengetahuan berbasis infornasi.

Agar tidak terjebak kepada suasana misinformasi, kita mesti pandai memilah dan mengolah informasi awal. Cara-cara kebetulan merupakan langkah yang salah karena tidak berilmu. Pahami informasi secara komprehensif supaya kita tidak salah menilai. Banyak sekali viral, posting dsb di media sosial yang menyalahkan NU belakangan ini. Warga NU sambung Maksum harus pandai memilah dan mengolah informasi untuk berderak menjadi ilmu, karya dan gerakan.

Pengajian Kitab Iqodz al Himam malam itu dibuka dengan tawasul atas Nabi Muhammad saw, keluarga, sahabat, thabi’in,  para aulia dan seluruh kaum muslim dan diakhiri dengan makan bersama. Yang menarik, menurut penggagas Kajian Kitab al-Hikam, Johandi, jamaah Halaqoh Rebo Malam juga diikuti oleh anggota Muhammadiyah, Persis, dan Syi’ah. []

BACA JUGA:  Harga Elpiji 3 Kg Naik Rp. 4000, Rakyat Kecil Kian Menjerit

*Jamaah Pengajian Kang Tejo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *