Citrust.id – Seruan agar Nuzul Rachdy turun dari jabatan Ketua DPRD Kuningan terus menggema saat aksi unjuk rasa berbagai komponen masyarakat di halaman gedung dewan Kuningan, Rabu (7/10).
Aksi tersebut buntut dari penyataan Nuzul Rachdy soal limbah santri. Pernyataan maaf dirinya tidak menghalangi berbagai lapisan masyarakat untuk menyatakan sikap.
“Ucapan mencerminkan karakter seserang. Bila ucapan yang keluar tidak bertanggung jawab, apalagi keluar dari anggota dewan, itu sudah terlihat isi kepalanya,” seru Iksan Marzuki, Koordinator Lapangan, saat aksi berlangsung
Sekitar 800 orang memadati halaman gedung dewan. Sempat terjadi kericuhan yang disebabkan puluhan massa tidak bisa masuk.
Sementara itu, Ketua Forum Masyarakat Peduli Kuningan (Formasi), Toto Suripto, menilai ucapan Nuzul Rachdy telah menghina, melecehkan dan merendahkan salah satu lembaga umat Islam, yakni pesantren.
Tiga pernyataan sikap yang disampaikan saat audiensi berlangsung, yakni mengecam keras pernyataan Ketua DPRD Kuningan terhadap lembaga pesantren yang menjadi benteng umat Islam.
“Kedua, kami akan terus mengawal dan meminta BK DPRD Kuningan untuk memproses secara obyektif pada Ketua DPRD agar ditindak secara aturan yang berlaku, ” kata Toto.
Terakhir, mereka mendukung penuh ponpes Husnul Khotimah agar menuntut Nuzul Rachdy ke jalur hukum.
Aksi unjuk rasa tersebut berakhir pada pukul 19.11 WIB, dengan menyerahkan berkas pernyataan sikap pada Badan Kehormatan DPRD Kuningan.
Ketua BK DPRD Kuningan, Toto Taufikurrohman, mengatakan, pihaknya akan memulai melakukan pemeriksaan terhadap para pihak.
“Dengan pernyataan sikap yang tadi sudah terdengar, ini berarti BK akan mulai melakukan pemeriksaan. Mudah-mudahan umat muslim lebih bisa bersabar menunggu hasilnya,” kata Toto.
Hingga saat ini, pihaknya telah menerima dua laporan terkait hal yang sama. Pertama tertulis dari LBH NU dan kedua dari Forum Masyarakat Peduli Kuningan. (Andin)