CIREBON (CT) – Berkunjung ke Cirebon sebagai destinasi wisata bukan melulu soal kuliner yang lezat dan tempat belanja yang memadai. Berkunjung ke Cirebon, berarti anda juga bisa belajar bagaimana menghargai berbagai keanekaragaman budaya, suku, dan agama.
Di Cirebon anda bisa belajar sekaligus menghabiskan waktu di Masjid Sang Cipta Rasa di Keraton Kasepuhan, ada juga Masjid Attaqwa di Jalan Kartini, atau wisata religi di Makam Sunan Gunung Jati. Selain wisata yang bernuansa Islami, Cirebon juga dikenal ramah dengan suku Tiong Hoa yang mayoritas beragama Konghucu.
Tak heran memang jika melihat sejarah, banyak pedagang dari negeri Cina yang transit di Cirebon. Artinya, ada banyak peninggalan Cina di kota yang kini dipimpin Nasrudin Azis itu. Termasuk diantaranya vihara, atau tempat ibadah masyarakat etnis Tiong Hoa.
Salah satu klenteng atau vihara terkenal di Cirebon adalah Vihara Welas Asih. Vihara ini merupakan salah satu vihara tertua di Indonesia. Dibangun sekira 600 tahun yang lalu, vihara ini masih kokoh dengan bangunan aslinya. Beberapa ornamen dan hiasan pun masih seperti yang dulu.
Didominasi dengan warna merah dan kuning, vihara ini cukup kental dengan nuansa Tionghoa. Lantai di ruang utama dan halaman masih merupakan lantai asli. Beberapa dinding pun dihiasi dengan lukisan dan gambaran dengan tema tertentu.
Salah satu hiasan di bagian dinding menunjukkan gambaran orang-orang yang tengah menjalani hari penghakiman di neraka. Gambar tersebut menjelaskan bagaimana umat manusia yang kerap melakukan dosa diperlakukan di akhirat.
“Di sini digambarkan ada hakim dan beberapa petugas di neraka yang melakukan tugasnya,” terang Sungkono, Sekretaris Yayasan Vihara Welas Asih.
Gambar-gambar yang dilukiskan di dinding menunjukkan manusia disiksa dengan berbagai cara. Namun di vihara ini, pengunjung dilarang mengambil gambar. Dalam gambar berwarna hitam putih yang digoreskan di dinding berwarna abu-abu, terlihat gambar manusia dengan kepala dan tubuh yang menyerupai binatang seperti kerbau, babi dan binatang lainnya. Menurut Sungkono, ini adalah hukuman bagi manusia yang diberikan oleh hakim.
“Kalau hakim bilang jadi kerbau, ya jadi kerbau. Macam-macam sesuai dengan yang disebutkan hakim,” katanya.
Meski demikian, tak hanya penggambaran neraka saja yang dihadirkan di Vihara Welas Asih. Sungkono juga mengatakan bahwa vihara ini mengajarkan cara supaya manusia terhindar dari neraka, yaitu dengan melakukan hal-hal baik dan tidak melakukan dosa.
Vihara Welas Asih sendiri merupakan rumah ibadah yang bersejarah dan berdiri selama ratusan tahun di Kota Cirebon. Vihara yang luas ini menjadi salah satu tempat wisata turis yang berkunjung ke kota Udang ini. (Wilda)