Ilustrasi
CIREBON (CT) – Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menilai Indonesia memiliki potensi pasar digital yang luar biasa besar. Sayangnya, potensi ini belum optimal dimanfaatkan.
Demikian menurut APJII karena berdasarkan data. Asosiasi yang telah berkiprah selama 20 tahun terakhir itu membawahi lebih dari 300 perusahaan internet service provider (ISP) di Tanah Air.
Pengguna internet di Indonesia terus bertambah pesat dari tahun ke tahun. Dari 88,1 juta di 2014, telah naik menjadi 90 juta di akhir 2015. Bahkan ia memproyeksi di akhir 2016 nanti akan ada 100 juta pengguna internet.
Namun lagi-lagi, sayangnya konten yang mendominasi masih penyelenggara over the top (OTT) buatan asing. Facebook, misalnya, angka penggunanya di Indonesia telah menembus 73 juta. Pun demikian dengan Twitter, Path, dan media sosial lainnya.
Alhasil, yang rugi adalah kita sendiri. Karena menurut APJII, banyak devisa yang keluar dari Indonesia dan masuk ke kantung para OTT asing tersebut tanpa ikut kita nikmati. Duit yang dikeruk dari Indonesia berupa pundi-pundi iklan digital.
Hal itu makin membuat miris karena hingga saat ini belum ada konten lokal yang benar-benar bisa menggoyang dominasi para konten OTT asing tersebut. Geliat usaha rintisan digital alias startup penghasil konten lokal pun kerap dijegal oleh OTT global itu dengan iming-iming gelontaran uang banyak untuk akuisisi.
Dengan tumbuhnya konten lokal, tentunya juga akan membantu bisnis para penyelenggara ISP lokal. Pasalnya, dari tiap 300 ISP yang tergabung di APJII, ada lima server yang terbilang nganggur. (Net/CT)
Komentar