CIREBON (CT) – Rumah makan, cafe, atau tempat kongkow di Kota Cirebon yang memadukan unsur tradisional dan modern kini makin marak. Salah satunya adalah Lawangabang di jalan Pemuda. Seperti dikatakan sang owner, Sunoto, secara keseluruhan Lawangabang merupakan perpaduan antara heritages tradisional dan modern. Hal itu terlihat dari berbagai ornamen dan hiasan yang ada di sana.
Dijelaskan Sunoto, secara harfiah, nama Lawangabang berarti ‘pintu merah’, karena di rumahnya terdapat satu-satunya ruangan yang pintunya dicat merah. Di Cirebon sendiri juga terdapat daerah yang namanya mengandung unsur kata lawang maupun abang, yakni Lawanggada dan Lemahabang.
Selain itu, kata Sunoto, penamaan Lawangabang juga mempunyai nilai filosofis. Lawang berarti pintu yang berfungsi sebagai tempat masuk. Hal ini diharapkan ada nilai-nilai bermanfaat yang masuk ke Lawangabang, sedangkan Abang berarti warna merah yang identik dengan semangat.
Lawangabang juga mempunyai konsep menggabungkan antara kuliner dan galeri seni. Untuk kuliner, selain menawarkan makanan khas Timur Tengah, seperti aneka steak, juga makanan khas Cirebon, yakni empal gentong, tahu gejrot, nasi jamblang, mie koclok Pekiringan, sate kambing, dan sate kalong. Macam-macam kuliner khas Cirebon itu dibuat langsung dari penjual aslinya.
“Dari pada mereka berjualan di luar tapi biaya sewa tempatnya mahal, lebih baik bergabung di sini,” kata Sunoto.
Menariknya lagi, kuliner tersebut juga disajikan menurut interval waktu yang telah ditentukan. Misal di pagi hari ada nasi jamblang, lalu siangnya ada empal gentong, sore ada mie koclok serta sate kalong di malam hari. Sate kalong ini sebetulnya terbuat dari daging kerbau. Dikarenakan disajikan pada malam hari, maka dinamakan sate kalong, sebab kalong atau kelelawar biasa keluar pada malam hari.
Di galeri seni Lawangabang, selain menyediakan souvenir dan kerajinan seni dari berbagai penjuru nusantara, juga ada yang dari Cirebon, seperti kerajinan kerang, gerabah, dan batik.
“Bagi yang hobi bermain catur, disediakan chess corner,” pungkasnya. (Haris)