Citrust.id – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI bersama Badan Gizi Nasional (BGN) terus menggencarkan sosialisasi program Makan Bergizi Gratis (MBG), guna memperkuat pemahaman masyarak terhadap implementasi program prioritas nasional yang digagas Presiden Prabowo Subianto.
Sosialisasi bertema Bersama Mewujudkan Generasi Sehat Indonesia itu digelar di Madrasah Diniyah Nurul Hidayah, Cilawang, Panumbangan, Jampang Tengah, Sukabumi, Kamis (7/8/2025), pukul 16.00 WIB. Ratusan warga setempat hadir dalam kegiatan tersebut.
Hadir dalam acara ini Anggota Komisi IX DPR RI Zainul Munasichin, Tenaga Ahli Direktorat Promosi dan Edukasi Gizi BGN Ande Citra Restiawan, dan perwakilan BGN Yasmien Nuur Ditrie.
Dalam sambutannya, Zainul Munasichin menyampaikan apresiasi kepada BGN yang dinilainya menjadi penggerak utama pelaksanaan program MBG.
“Kegiatan sosialisasi ini dimaksudkan agar para mitra kerja dan masyarakat luas memahami secara komprehensif struktur dan mekanisme pelaksanaan program MBG, sehingga dapat turut serta mendukung keberhasilannya di lapangan,” kata Zainul.
Ia menekankan pentingnya keterlibatan aktif masyarakat melalui pembentukan Satuan Pelaksana Program Gizi (SPPG) yang beroperasi sesuai pedoman dan standar.
“Program MBG bukan sekadar penyediaan makanan bergizi bagi pelajar, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita, namun juga diharapkan mampu menjadi pengungkit ekonomi daerah,” ujarnya.
Menurut Zainul, satu dapur SPPG diperkirakan dapat membuka lapangan kerja bagi 45–50 orang, di luar dampak ekonomi dari pengadaan bahan baku yang melibatkan petani, nelayan, koperasi, dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Tenaga Ahli BGN Ande Citra Restiawan menjelaskan bahwa penerima manfaat program MBG dibagi dalam dua kelompok, yakni peserta didik dan non-peserta didik.
“Untuk kelompok peserta didik, penerima manfaat meliputi siswa dari jenjang PAUD hingga sekolah adat. Non-peserta didik mencakup ibu hamil, menyusui, dan balita,” kata Ande.
Satu dapur SPPG melayani 3.000–3.500 penerima manfaat. Untuk peserta didik, makanan bergizi diberikan setiap hari sekolah, sementara kelompok non-peserta didik mendapat jatah dua kali per minggu melalui Posyandu dan Puskesmas. “Tujuan utama program ini adalah mencetak generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan berkualitas melalui pemenuhan gizi optimal. Di sisi lain, MBG juga membuka peluang kerja dan meringankan beban pengeluaran keluarga, khususnya kalangan ekonomi menengah ke bawah,” lanjutnya.
Perwakilan BGN Yasmien Nuur Ditrie memaparkan tiga misi utama program MBG.
“Pertama, membentuk kebiasaan konsumsi makanan bergizi yang sehat dan seimbang di masyarakat untuk mengurangi ketergantungan pada makanan instan. Kedua, meningkatkan literasi gizi di kalangan keluarga dan anak-anak melalui pendekatan edukatif di sekolah dan media informasi. Ketiga, menjadikan gizi sebagai bagian dari budaya hidup sehari-hari yang berkelanjutan dengan memanfaatkan potensi pangan lokal,” ucap Yasmien.
Ia menegaskan perlunya kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk tenaga kesehatan dan pendidik, untuk mengintegrasikan materi gizi dalam kurikulum pembelajaran. Peran orang tua juga dinilai vital dalam membentuk kebiasaan makan sehat di rumah.
Kesuksesan program MBG, menurutnya, tidak hanya diukur dari jumlah makanan yang dibagikan, tetapi juga dari tumbuhnya kesadaran kolektif membangun budaya makan sehat dan bergizi yang berkelanjutan.
Dengan kerja sama lintas sektor, program itu diyakini menjadi fondasi penting menuju Indonesia Emas 2045. (Haris)