Komisi III DPRD Kota Cirebon Minta Layanan Dispusipda Lebih Kekinian

Citrust.id – Komisi III DPRD Kota Cirebon memanggil Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Dispusipda) Kota Cirebon, Rabu (4/12) di ruang rapat utama Griya Sawala DPRD Kota Cirebon. Pertemuan keduanya, membahas program kerja di tahun 2020 mendatang.

Kepala Dispusipda Kota Cirebon, Drs H Jaja Sulaeman MPd mengaku, pencapaian kinerja tahun 2019 dinilai sudah mencapai target. Indikator capaian tersebut, meningkatnya perpustakaan berbasis masyarakat.

“Perpustakaan berbasis masyarakat di 2019 mencapai 26,61 persen. Hal tersebut melebihi target awal 13,71 persen,” katanya.

Sedangkan program kerja di tahun 2020, Dispusipda menyiapkan program yang jadi unggulan, yakni membangun taman pustaka digital di lingkungan Perpustakaan 400. Selain itu, ada pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan, serta menargetkan jumlah perpustakaan atau pojok baca di lingkungan RW sebanyak 30 dan 1 di kelurahan.

“Khusus untuk bidang kearsipan, ada program penyelematan dan pelestarian dokumen atau arsip daerah, jumlah dokumen arsip yang diselamatkan 550 berkas,” jelas Jaja.

Sekretaris Komisi III, Andi Riyanto Lie menilai, program-program yang disusun sudah baik. Namun, ia menginginkan ada grand design yang lebih besar untuk mengembangkan kearsipan dan perpustakaan sebagai pusat literasi di Kota Cirebon.

“Hendaknya perpustakaan bisa menjadi pusat Kota Cirebon. Kami sangat mendukung itu, karena seperti di negara maju, Melbourne misalnya, perpustakaan salah satu gedung yang besar dan bisa menjadi daya tarik,” ujarnya.

Pada bidang kearsipan, lanjut Andi, Dispusipda Kota Cirebon harus siap dengan Era Digitalisasi dan Revolusi Industri 4.0. “Arsip-arsip yang ada, jangan sampai keburu hancur dan kita tidak punya salinan arsip digitalnya,” katanya.

Ketua Komisi III, dr Tresnawaty SpB mengatakan, melalui program kerja Dispusipda Kota Cirebon yang ada bisa berkontribusi untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Cirebon.

“Perpustakaan bisa menjadi etalase Kota Cirebon. Misal, ada peneliti dari luar Kota Cirebon yang sedang mencari literatur di perpus 400, kemudian butuh waktu yang lama. mereka bisa menetap lama di Kota Cirebon. Itu bagian dari kontribusi peningkatan PAD,” tuturnya. (Aming)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *