Hindari Penimbunan, Beli Gas Melon Diimbau Pakai KTP

Citrust.id – Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR III, Dewi Sri Utami, mengatakan, pembelian gas melon atau LPG 3 Kg di pangkalan menggunakan KTP untuk menghindari penimbunan oleh orang yang tidak bertanggung jawab atau memanfaatkan situasi.

“Sebagaimana kami sampaikan beberapa kali, jalur distribusi resmi LPG yang berada di bawah pengawasan Pertamina hanya sampai di tingkat pangkalan. Untuk warung dan pengecer bukan menjadi ranah Pertamina. Kami mengimbau warga membeli di pangkalan,” katanya, Kamis (19/9).

Dikatakan dia, sesuai dengan Permen ESDM 26/2009 Tentang Penyediaan dan Pendistribusian LPG, bahwa LPG Subsidi 3 Kg diperuntukkan bagi masyarakat pra sejahtera dan usaha mikro.

“Untuk itu kami menghimbau kepada masyarakat mampu agar menggunakan LPG Nonsubsidi seperti Bright Gas 5,5 KG, LPG 12 Kg sehingga penggunaan LPG subsidi bisa tepat sasaran kepada masyarakat yang membutuhkannya,” ucapnya.

Sementara itu, langkanya gas LPG 3 Lg di Kabupaten Majalengka dijadikan ajang permainan harga oleh sejumlah pedagang eceran. Sejatinya, harga gas melon di agen-agen berkisar Rp17 ribu jika sudah berlangganan. Namun, ketika membeli di sejumlah pedagang eceran, harganya bisa mencapai Rp25 ribu, bahkan sampai Rp30 ribu.

Hal itu dikatakan oleh Leni (33), salah seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) warga Perum Bumi Cikal Asih (BCA) usai membeli gas di salah satu warung eceran.

Menurut Leni, langkanya gas saat ini membuatnya kesulitan untuk mendapatkan gas tersebut, baik itu di agen-agen, maupun di warung-warung penjual gas melon eceran. Meskipun ada, akan tetapi susah didapatkan lantaran sudah ada yang pesan, terkecuali jika ada lebih, barulah gas tersebut bisa didapat, itupun dengan harga yang relatif tinggi.

“Di distributor, harga gas melon dikisaran Rp17 ribu bagi yang sudah berlangganan dan harus menggunakan KTP serta ngantre yang lumayan lama. Sementara, jika beli di pedagang eceran harganya sampai Rp25 ribu, bahkan ada yang menjual sampai Rp30 ribu. Itupun susah,” ujarnya.

BACA JUGA:  David Bocah Penderita Kanker Mata Meninggal, Masyarakat Indramayu Berduka

Senada diungkapkan Nisa (32), warga Perum BCA yang mengaku kesulitan membeli gas melon, baik di di agen, maupun di warung yang menjual gas eceran.

Kelangkaan gas dimanfaatkan oleh sejumlah pedagang gas eceran dengan menjual harga yang tinggi. Di samping itu, didapatnya juga sangat susah, dengan alasan sudah terpesan meskipun di warung penjual gas eceran tersebut terlihat ada.

“Sekarang harus sabar kalau membeli gas, harus nunggu ada yang lebih di warungnya. Mau beli ke agen harus pakai KTP. Sementara saya kan warga baru di BCA ini. Mungkin kelangkaan ini lah sejumlah pedagang gas melon memainkan harga,” pungkas dia. (Abduh)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *