Inopak Institute Latih Pelaku IKM Bersaing di Era Industri 4.0

  • Bagikan

Citrust.id – Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kabupaten Cirebon menggelar Comprehensive Industrial Coaching (CIC) dengan mengusung tema Compass Go 4.0. di Aula Ir. Soekarno dinas setempat, Rabu (27/2/2019).

Coaching atau pelatihan itu menghadirkan Inopak Institute sebagai pemateri guna menggenjot kompetensi daya saing pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) di era revolusi industri 4.0.

Ketua Inopak Institute, Alvin Nurfahmi mengatakan, para pelaku IKM dilatih bagaimana menciptakan inovasi produk, kualitas produk, perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP), pemasaran online dan ofline, serta penerapan Internet Of Things (IOT).

Di era industri 4.0, Inopak Institute percaya, salah satu cara memperkuat brand imaging adalah dengan memanfaatkan media online. Namun, sebelum menuju ke arah sana para pelaku IKM perlu dimaksimalkan dalam memperkuat kualitas dan inovasi dari produk masing-masing.

“Jangan sampai produknya sudah terkenal, tapi rasanya kurang enak atau kualitasnya gak bagus,” ungkapnya.

Dirinya menilai, dari 13 IKM yang mengikuti CIC memiliki karakteristik produk yang menarik, di antaranya abon jamur, brownis lapis mangga, dan lain-lain.

Dalam hal ini untuk inovasi produk. Alvin menjabarkan, inovasi bukan berarti menciptakan suatu produk baru atau yang dibuat menggunakan bahan-bahan yang tidak sesuai dari sifat si produk. Melainkan mengkreasikan produk yang sudah ada menjadi sesuatu yang lebih memiliki nilai jual.

“Jadi inovasi itu bukan membuat yang aneh-aneh. Cuma mendobrak kebiasaan lama yang tadinya berbentuk monoton dikreasikan menjadi lebih menarik dengan bentuk bintang atau love,” bebernya.

Setelah memiliki kualitas dan inovasi produk. Pelaku IKM juga dituntut memiliki strategi pemasaran yang bagus, semisal cara penyampaian ketika promosi, menanggapi konsumen, dan lain-lain.

“Apabila telah menguasai hal-hal tersebut. Alvin mengingatkan, perlu dipisahkan antara uang dapur dan uang perusahaan. Banyak pelaku usaha yang gagal disebabkan modal usaha habis terpakai untuk keperluan pribadi,”, jelasnya. (Dhika)

BACA JUGA:  Polda Jabar Pantau Perayaan Natal di GPDI Majalengka
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *