PG Sindanglaut Terancam Ditutup, Pekerja Gelar Unjuk Rasa

Cirebontrust.com – Ratusan pekerja Pabrik Gula (PG) Sindanglaut, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon berunjuk rasa di depan gerbang pabrik setempat. Mereka menuntut pihak pabrik tidak menutup pabrik tersebut.

Salah seorang pekerja, Daud menjelaskan, PG Sindanglaut yang sudah beroperasi puluhan tahun, seharusnya menjadi perhatian serius dari manajemen pabrik dan pimpinan Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) II. Supaya tidak ditutup.

“Jangan sampai nasib pekerja di PG ini sama dengan PG Karangsuwung yang ditutup. Sebagai pabrik seharusnya meningkatkan produksi dan secara otomatis pekerja juga sejahtera. Jika sampai pabrik ini ditutup, keluarga kami kasih makan apa. Kalau benar pabrik ini merugi, transparansi harus dilakukan pihak pabrik dan tidak mendadak menutup pabrik ini,” jelasnya.

Senada dikatakan Wakil Ketua DPN APTRI Jawa Barat, Mae Azhar, penutupan pabrik ini sangat berdampak buruk kepada petani dan pengusaha tebu, sebab sudah banyak modal yang dikeluarkan. Ditambah, biaya tambahan untuk angkutan, apabila giling di PG Tersana Baru, Kecamatan Babakan.

“Penutupan pabrik yang terkesan mendadak tentunya sangat memberatkan para pekerja, petani dan pengusaha. Maka, perlu adanya solusi terbaik dari manajemen pabrik, RNI II dan pihak lainnya. Supaya pabrik ini tidak ditutup,” katanya.

Menanggapi tuntutan pekerja tersebut, Direktur Utama (Dirut) RNI II, Audry Harris Jolly Lapian mengungkapkan, rencana penutupan pabrik ini sudah sesuai prosedur. Diantaranya, biaya produksi yang tinggi dan minimnya produksi pabrik.

“Perlu diketahui, saat saya menjabat Dirut, banyak yang perlu dibenahi. Salah satunya, penyelesaian hutang menumpuk, yang jumlahnya kisaran Rp1 triliun. Khusus untuk PG Sindanglaut ini, kami menilai terus merugi. Sehingga, direncanakan penutupan,” ungkapnya.

Audry menejelaskan, RNI II mendapat warisan hutang dari pendahulunya kisaran Rp1 triliun. Selain itu, kewajiban bayar Tax Amnesty pajak yang belum dibayar sejak 2005 sampai 2015, hampir senilai miliaran rupiah dan hutang yang harus dibayar ke BRI sekitar Rp70 Miliiar. Maka, harus diselesaikan secepatnya.

BACA JUGA:  HIMMAKA Menggelar Turnamen Futsal Antara Wilayah

“Kalau saya diberikan pilihan, tentunya lebih nyaman bertugas di PG Rajawali I Malang, karena lebih banyak bonus yang diterima. Tapi, karena tugas, tentunya akan berupaya menyelesaikan persoalan yang ada di PT PG Rajawali II ini. Apapun yang terjadi di PG Sindanglaut ini akan disampaikan ke pimpinan pusat,” paparnya. (Riky Sonia)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *